Taliban Berkuasa di Afghanistan, Pemberantasan Polio dalam Bahaya

Taliban menguasai Jalalabad, Afghanistan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO

VIVA – Beberapa hari ini beredar di media sosial di mana banyak warga Afghanistan mencoba melarikan diri dari negaranya di tengah kekhawatiran pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban. Puluhan ribu orang saling berdesakan di landasan Bandara Internasional Kabul untuk terbang keluar ibu kota Afghanistan itu.

Anak Buah Irjen Karyoto Tangkap Penyelundup Sabu Asal Afghanistan di Dekat Kampung Ambon, Total Barang Bukti 389 Kg

Pemerintah Afghanistan baru yang dipimpin Taliban diperkirakan akan mengambil alih kekuasaan dalam beberapa hari. Taliban mengklaim bahwa transfer kekuasaan akan berlangsung secara damai dan menjanjikan amnesti bagi mereka yang telah bekerja dengan negara asing atau pemerintah Afghanistan.

Namun, jaminan tersebut telah dipenuhi dengan sikap skeptis yang mendalam di tengah kekhawatiran mereka akan kembali ke kebijakan garis keras yang sebelumnya dilakukan Taliban sebelum mereka dipaksa menyingkir pada 2001 oleh Amerika Serikat (AS), termasuk penindasan terhadap perempuan dan anak-anak.

Hamas dan Israel Setujui Gencatan Senjata 3 Hari untuk Vaksin Polio di Gaza

Studi terbaru menyebutkan bahwa jika Taliban kembali berkuasa, maka pemberantasan polio terancam bahaya. Penarikan pasukan AS dari Afghanistan membahayakan upaya global yang selama tiga dekade berupaya keras untuk memberantas polio.

Polio, atau poliomielitis, adalah penyakit mematikan dan mengancam jiwa yang disebabkan oleh Virus Polio. Virus ini menyebar dari orang ke orang dan dapat menginfeksi sumsum tulang belakang seseorang kemudian menyebabkan kelumpuhan.

Pakai Jubah Bebaskan Perempuan Afghanistan, Atlet Ini Didiskualifikasi dari Olimpiade 2024

Pada 1981, genom Virus Polio diterbitkan oleh dua tim peneliti yang berbeda dan sejak itu dua vaksin yang berbeda telah berhasil memberantas dua dari tiga serotipe Virus Polio, mengutip dari situs Express, Rabu, 18 Agustus 2021.

Taliban telah memblokir program vaksinasi polio dari rumah ke rumah di daerah-daerah di bawah pemerintahannya. Tindakan ini dikatakan telah menempatkan hingga tiga juta anak. Para ahli sedang berusaha untuk bekerja sama dengan Taliban agar vaksinasi dapat dilanjutkan.

Mereka berharap Taliban akan mengizinkan para pemberi vaksin untuk setidaknya memberikan obat tetes di tempat-tempat pusat di bawah kendali mereka, seperti di masjid-masjid lokal yang pada akhirnya tidak berjalan dengan baik.

Kepemimpinan militer Taliban memberlakukan larangan tim vaksinasi dari pintu ke pintu sejak Mei 2018 setelah menuduh petugas kesehatan adalah mata-mata yang mengumpulkan intelijen untuk serangan udara dan serangan pasukan khusus.

Godwin Mindra, penjabat Kepala Polio untuk Unicef di Afghanistan, menyebut pendekatan dari pintu ke pintu menjadi andalan sekaligus cara yang efektif tim vaksinasi polio untuk menjangkau lebih banyak anak.

"Kami dapat pergi ke rumah di mana ada bayi yang baru lahir. Kami bisa pergi ke rumah di mana ada anak-anak sakit yang tidak dapat pergi ke rumah sakit. Kami juga bisa pergi ke rumah-rumah di mana ada anak-anak yang bahagia dikunjungi," kata dia.

Tapi kini cara seperti itu sudah tidak bisa lagi dilakukan. Mindra mengaku khawatir kekebalan anak-anak terhadap Virus Polio telah menurun. “Untuk setiap tiga anak yang kami targetkan, kami kehilangan satu. Kami punya risiko kesulitan untuk menghilangkannya dalam hal menghentikan penyebaran virus ini," jelasnya.

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Donald Parlaungan Simanjuntak

Antisipasi Narkoba Masuk Jakarta Buat Pesta Akhir Tahun, Begini Jurus Kombes Donald

Peredaran gelap narkoba jenis sabu jaringan internasional dari Afghanistan berhasil diungkap polisi.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024