Indosat dan Tri Indonesia Kasih Kabar Jelang Kemerdekaan RI ke-76
- tri.co.id
VIVA – Pemegang saham utama PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia) dan PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) lagi-lagi setuju memperpanjang periode eksklusif negosiasi penggabungan kedua bisnis untuk kali ketiga sampai 23 September 2021. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Eksekutif Tri Indonesia, Cliff Woo.
“Para pemegang saham telah mencapai beberapa kemajuan selama proses negosiasi dan akan menggunakan waktu tambahan ini untuk memfinalkan dokumen-dokumen penting. Setelah semua dokumen selesai, kami akan masuk ke tahap persetujuan internal di pihak masing-masing,” kata dia, Senin malam, 16 Agustus 2021.
Ia melanjutkan bahwa kedua belah pihak akan terus bekerja untuk menyelesaikan due diligence serta syarat dan ketentuan kesepakatan.
Merger dua operator telekomunikasi ini akan mengurangi beban investasi, terutama karena Indonesia akan segera beralih ke jaringan 5G dalam waktu dekat.
Sebelumnya, pada 22 Desember 2020, perusahaan telekomunikasi Qatar, Ooredoo dan raksasa keuangan Hongkong, CK Hutchison, resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk menjalankan bisnis bersama di Indonesia, yang melibatkan Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia.
Kesepakatan ini akan menciptakan operator seluler terbesar kedua di Tanah Air di bawah PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel. Secara hukum yang berlaku, kemitraan ini akan berlaku hingga 30 April kemarin.
Ooredoo memiliki 65 persen saham di Indosat, menjadikan mereka operator telekomunikasi terbesar ketiga di Indonesia dengan pangsa pasar 13 persen pada 2018.
Pemerintah Indonesia juga memiliki 14 persen saham. Sedangkan Tri Indonesia, merupakan operator telekomunikasi yang menguasai 7 persen pangsa pasar di Tanah Air.