BPPT Sepakat dengan BPOM soal Galon Guna Ulang
- Unsplash
VIVA – Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM menjelaskan bahwa Bisphenol A (BPA) adalah senyawa kimia pembentuk plastik jenis Polikarbornat (PC). BPA berbahaya bagi kesehatan apabila terkonsumsi melebihi batas maksimal yang dapat ditoleransi oleh tubuh.
Selain galon guna ulang banyak kemasan makanan yang menggunakan lapisan plastik yang mengandung PC. Untuk menjamin keamanan pangan, secara rutin BPOM juga melakukan pengawasan pre-market dan post-market terhadap air minum dalam kemasan (AMDK) dan berbagai jenis kemasannya.
Pengawasan yang dilakukan meliputi penilaian terhadap sarana produksi, evaluasi terhadap produk, label dan kemasan, konsistensi penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), dan sampling serta pengujian laboratorium.
“Hasil sampling dan pengujian laboratorium terhadap kemasan galon AMDK jenis PC yang dilakukan tahun ini menunjukkan adanya migrasi BPA dari kemasan galon sebesar rata-rata 0,033 bpj. Nilai ini jauh di bawah batas maksimal migrasi yang telah ditetapkan Badan POM, yaitu sebesar 0,6 bpj," demikian keterangan resmi BPOM.
Selain itu BPOM juga melakukan pengujian cemaran BPA dalam produk AMDK. Hasil uji laboratorium dengan batas deteksi pengujian sebesar 0,01 bpj menunjukkan cemaran BPA dalam AMDK tidak terdeteksi.
Berdasarkan hasil pengujian baik migrasi maupun cemaran BPA dalam AMDK, serta kajian dari pakar bisa disimpulkan bahwa penggunaan plastik jenis PC sebagai kemasan galon AMDK masih aman digunakan oleh masyarakat.
Tim Teknis Sentra Teknologi Polimer Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Zarlina Zainudin, memastikan uji migrasi BPA dari kemasan galon guna ulang ke produk air minum yang dilakukan BPOM sangat valid dan akurat. "Jadi, kalau BPOM nyatakan galon polikarbonat (PC) aman, pasti aman," tegas dia, Sabtu, 7 Agustus 2021.
Menurut Zarlina, karena yang diuji adalah air maka perlu disimulasikan dan itu juga ada ketentuannya. Untuk air yang digunakan sebagai larutan simulasinya adalah etanol 10 persen. Air yang mau diuji itu direndam ke dalam etanol 10 persen dengan kondisi suhu dan lama tertentu.
Kemudian, larutan etanol yang direndam itu diambil dan langsung di cek dengan menggunakan alat kromatografi cair berperforma tinggi atau HPLC yang bisa memisahkan dan mendeteksi kuantitas atau kadar BPA yang bermigrasi.
Lalu pengujian produk merek A misalnya, kata dia, untuk dipastikan bahwa memang betul migrasi BPA di bawah standard pengukurannya minimal harus dilakukan 3 kali pengulangan. Untuk memastikan hasil uji sebelumnya maka metodenya juga perlu diverifikasi sudah benar atau tidak.
"Dalam memastikan hasil ujinya benar dan akurat maka minimal 7 sample yang diuji. Setelah uji juga perlu dihitung recovery-nya berapa untuk memastikan benar-benar sesuai dengan hasilnya," ungkap Zarlina.
Sementara itu, Anggota Komisi IX Arzeti Bilbina Huzaimi sangat mengapresiasi uji migrasi BPA yang dilakukan BPOM terhadap air minum galon guna ulang berbahan PC. "Saya mengapresiasi BPOM karena air minum galon guna ulang aman dikonsumsi. Ini menunjukkan pemerintah ikut campur tangan untuk menjaga masa depan anak-anak," jelas dia.