CDC AS: Varian Delta Kebal Vaksin, tapi Bisa Cegah Kematian

Imbauan di rumah saja akibat pandemi COVID-19 di negara lain.
Sumber :
  • NBC News

VIVA – Varian delta bisa jadi menular seperti cacar air dan menyebabkan pandemi COVID-19 menjadi lebih parah dari varian sebelumnya, menurut presentasi internal dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC).

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.180 per Dolar AS

Meski vaksin menjadi sangat efektif, terutama dalam mencegah penyakit parah dan kematian, tetapi mungkin kurang efektif dalam mencegah infeksi atau penularan COVID-19 varian delta, kata CDC, seperti dikutip dari situs Live Science, Sabtu, 31 Juli 2021.

Rute perang manusia kini telah berubah terhadap pandemi ini karena melawan varian delta. Pada 27 Juli 2021, CDC memperbarui panduan maskernya yang mengatakan bahwa orang yang divaksinasi penuh harus kembali memakai masker di ruang publik, terutama dalam ruangan yang berpotensi terjadinya penularan Virus Corona substansial.

Harga Emas Hari Ini 23 Desember 2024: Produk Global Bervariasi, Antam Tak Berubah

Varian delta berbeda dari strain sebelumnya. Menurut CDC, varian ini sangat menular dan kemungkinan lebih parah dan infeksi mungkin menular seperti kasus yang tidak divaksinasi. Saat ini ada sekitar 35 ribu gejala infeksi terobosan (dari segara varian) per minggu di antara 162 juta warga AS yang divaksinasi.

Risiko penyakit bergejala berkurang delapan kali lipat dan risiko rawat inap serta kematian berkurang 25 kali lipat di antara mereka yang divaksinasi penuh jika dibandingkan mereka yang tidak divaksinasi.

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp 16.153 Per Dolar AS Terdorong Hal Ini

Namun, risiko terinfeksi varian delta kemungkinan hanya berkurang tiga kali lipat pada mereka yang divaksinasi. Varian asal India itu lebih menular daripada virus yang menyebabkan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) dan sindrom pernapasan akut parah (SARS), ebola, flu biasa, flu musiman, Flu Spanyol 1918 dan cacar air.

Terlebih lagi bagi orang yang terinfeksi varian delta dapat membawa viral load yang lebih tinggi daripada orang yang terinfeksi varian lain dan melepaskan virus lebih lama, ungkap CDC.

Sebuah studi menemukan bahwa orang yang terinfeksi delta mungkin membawa 1.000 kali lebih banyak partikel virus dan dites positif dua hari lebih awal daripada mereka yang terinfeksi virus asli.

Data awal dari COVID-19 varian delta di Barnstable County, Massachusetts, AS menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan viral load di antara mereka yang divaksinasi, tetapi memiliki kasus terobosan. Mereka yang tidak divaksinasi memungkinkan terkenanya kasus terobosan dari varian delta semudah kasus yang tidak divaksinasi.

Kendati demikian, tidak jelas apakah semua partikel virus itu menular, dan apakah fraksi yang dapat menginfeksi orang lain bersifat sama untuk orang yang divaksinasi versus orang yang tidak divaksinasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya