Vaksin COVID-19 Bikin Pria Mandul, Ini Faktanya
- menshealth
VIVA – Berlawanan dengan mitos yang beredar di media sosial, vaksin COVID-19 ditegaskan tidak menyebabkan disfungsi ereksi dan infertilitas alias mandul pada pria. Sampai saat ini baru sedikit penelitian telah dilakukan tentang bagaimana virus atau vaksin mempengaruhi sistem reproduksi pria.
Penyelidikan baru-baru ini oleh para dokter dan peneliti di Universitas Miami, Amerika Serikat (AS) telah memberikan pencerahan baru atas pertanyaan-pertanyaan ini. Tim telah menemukan implikasi yang berpotensi luas untuk pria dari segala usia, termasuk pria lebih muda dan setengah baya yang ingin memiliki anak.
Peneliti menganalisis jaringan otopsi testis enam pria yang meninggal dunia karena infeksi COVID-19. Hasilnya Virus Corona jenis baru ini muncul di jaringan salah satu pria dan penurunan jumlah sperma muncul pada tiga pria lainnya.
Pasien lain yang masih hidup menjalani biopsi testis sekitar tiga bulan setelah infeksi COVID-19. Biopsi menunjukkan Virus Corona masih ada di testisnya, melansir dari situs Science Alert, Rabu, 28 Juli 2021.
"Tim kami juga menemukan bahwa COVID-19 memengaruhi penis. Analisis jaringan penis dari dua pria yang menerima implan penis menunjukkan virus itu ada tujuh hingga sembilan bulan setelah diagnosis COVID-19 mereka," ujar peneliti.
Kedua pria tersebut mengalami disfungsi ereksi yang parah, kemungkinan karena infeksi tersebut menyebabkan berkurangnya suplai darah ke penis. Salah satu pria yang hanya memiliki gejala COVID-19 ringan yang dirawat di rumah sakit dapat mengalami disfungsi ereksi yang parah setelah pemulihan.
Temuan ini tidak sepenuhnya mengejutkan. Bagaimana pun para ilmuwan tahu virus lain juga bisa menyerang testis dan memengaruhi produksi dan kesuburan sperma.
Misalnya, para penyelidik yang mempelajari jaringan testis dari enam pasien yang meninggal dunia akibat SARS-CoV-2 menemukan bahwa semuanya mengalami kerusakan sel yang meluas, dengan sedikit atau tanpa sperma.
Seperti diketahui pula bahwa virus gondok dan Zika dapat masuk ke testis dan menyebabkan peradangan. Hingga 20 persen pria yang terinfeksi kedua virus ini akan mengalami gangguan produksi sperma. Jadi ingat! Bukan vaksin yang menyebabkan pria mandul tapi COVID-19 yang berpotensi menimbulkan risiko atas gangguan tersebut.