Sejarah Bait Salomo di Yerusalem yang Buat Arkeolog Israel Menangis
- Pixabay
VIVA – Baru-baru ini ditemukan benteng dan artefak yang dikaitkan dengan Bait Salomo, kuil suci pertama agama Yahudi kuno di Kota Daud, Yerusalem. Penemuan ini menyebabkan seorang arkeolog Israel, Filip Vukosavovic, menitikkan air mata atas apa yang ditemukan.
"Ketika kami membuka bagian pertama tembok (Bait Salomo), di situ ada area sekitar satu meter. Saya segera mengerti apa yang kami temukan. Saya menangis," ungkap arkeolog dari Ancient Jerusalem Research Center.
Benteng itu melindungi kota kuno selama zaman raja-raja Yehuda hingga akhirnya digulingkan 2.600 tahun silam. Penggalian juga menemukan sisa-sisa kehancuran, namun ada bagian dari dinding yang ditemukan masih berdiri.
Kuil suci Pertama dibangun pada masa pemerintahan putra Daud, Salomo, dan selesai pada 957 SM. Pembangunannya memakan waktu hingga 7,5 tahun. Bait Salomo diperkirakan selesai pada tahun 1005 SM. Rancangan dan kemewahannya dikenal sebagai salah satu bangunan paling menakjubkan dalam sejarah.
Bait Salomo dibangun sebagai tempat tinggal Tabut dan sebagai tempat berkumpul bagi seluruh orang. Bangunannya tidak besar tapi halamannya luas. Kuil suci tersebut menghadap ke timur.
Bentuknya lonjong dan terdiri dari tiga kamar dengan lebar yang sama, serambi atau ruang depan, ruang utama ibadah, hekhal dan ruang suci tempat Tabut diistirahatkan.
Sebuah gudang mengepung kuil, kecuali pada sisi depan. Bait Salomo berisi lima altar, satu di pintu masuk Ruang Mahakudus, dua lainnya di dalam gedung, satu perunggu besar di depan serambi, dan sebuah altar besar berjenjang di halaman, melansir dari laman Britannica, Senin, 26 Juli 2021.
Mangkuk perunggu besar di halaman digunakan untuk mengambil air para imam. Di dalam Ruang Mahakudus terdapat dua kerub dari kayu zaitun berdiri dengan Tabut. Tempat suci ini dianggap sebagai tempat tinggal Hadirat Ilahi dan hanya dapat dimasuki oleh imam besar, hanya pada Hari Pendamaian.
Tapi kemudian Bait Solomo mengalami masa suram ketika Raja Nebukadrezar II dari Babilonia berkuasa. Ia mengambil kekuasaan Bait Salomo pada 604-597 SM dan menghancurkan bangunannya secara total pada 587 atau 586 SM.
Penghancuran dan deportasi orang-orang Yahudi ke Babilonia pada 586-582 SM dipandang sebagai penggenapan nubuat. Oleh karena itu mereka memperkuat keyakinan agama Yahudi dan membangkitkan harapan untuk pendirian kembali negara Yahudi yang merdeka.
Cyrus II, pendiri dinasti Achaemenian Persia dan penakluk Babilonia, mengizinkan orang-orang Yahudi yang diasingkan untuk kembali ke Yerusalem pada 538 SM dan membangun kembali Bait Solomo. Pekerjaan pembangunan kuil suci itu selesai pada 515 SM.
Meski begitu, tidak ada detail yang diketahui dari pembangunan Bait Solomo kedua, yang dibangun sebagai versi sederhana dari bangunan aslinya. Sebab, bangunan dikelilingi dua halaman dengan kamar, gerbang, dan lapangan umum. Kuil suci kedua ini tanpa adanya benda-benda ritual seperti yang ada di kuil suci pertama.