Asteroid Pemusnah Dinosaurus Ciptakan Tsunami Dahsyat
- Freepik
VIVA – Kepunahan massal yang paling dramatis sepanjang sejarah adalah saat asteroid bertabrakan dengan Bumi pada 66 juta tahun silam yang menciptakan tsunami dahsyat dan memusnahkan 75 persen spesies hidup, termasuk semua dinosaurus non-unggas.
Selama beberapa tahun terakhir para ilmuwan telah menemukan lebih banyak jejak dari dampak bencana ini memberi kita rincian yang lebih besar. Mulai dari debu yang mengelilingi dunia hingga kebakaran hutan hingga 1.500 meter dari lokasi tabrakan.
Pada 2019, sebuah tim menemukan catatan fosil beberapa jam setelahnya termasuk bukti puing-puing yang tersapu oleh tsunami akibat kecelakaan itu. Sekarang, para peneliti telah menemukan riak besar yang diukir oleh tsunami di sedimen berukuran 1.500 meter di bawah tempat yang sekarang menjadi Louisiana, Amerika Serikat (AS).
"Airnya sangat dalam sehingga begitu tsunami berhenti gelombang badai yang teratur tidak dapat mengganggu apa yang ada di bawahnya," kata ahli geologi Universitas Louisiana, Gary Kinsland, seperti dikutip dari situs Science Alert, Jumat, 16 Juli 2021.
Di sana jejak riak tsunami tetap ada yang dilapisi dengan lapisan halus puing-puing yang jatuh dari udara yang secara kimiawi berkaitan dengan kawah asteroid di Teluk Meksiko dekat tempat yang sekarang menjadi desa Chicxulub di Semenanjung Yucatan.
Megaripple akhirnya diawetkan di bawah serpihan air selama Zaman Paleosen. Kinsland dan peneliti lainnya menemukan mereka dengan menganalisis data pencitraan seismik untuk pusat Louisiana yang diperoleh dari perusahaan bahan bakar fosil.
Mereka menemukan puncak riak yang tercetak membentuk garis lurus kembali ke kawah Chicxulub dan orientasinya konsisten dengan dampak tabrakan. "Fitur megaripple ini memiliki panjang gelombang rata-rata 600 meter dan tinggi gelombang rata-rata 16 meter yang menjadikannya riak terbesar yang didokumentasikan di Bumi," tuturnya.
Pemodelan tsunami dahsyat menunjukkan gelombangnya mencapai ketinggian 1.500 meter terjadi setelah gempa besar yang dipicu oleh tabrakan yang lebih besar dari 11 Skala Richter (SR). Daerah sekitar lokasi tumbukan menjadi sangat hancur, menyapu kehidupan laut ke darat dan sebaliknya.
"Tsunami berlanjut selama berjam-jam hingga berhari-hari karena mereka memantul berkali-kali di dalam Teluk Meksiko sambil mengurangi amplitudonya," jelas Kinsland. Ia dan tim juga menduga ada lebih banyak bukti riak tsunami dahsyat pascatabrakan dalam data seismik di sekitar Teluk Meksiko.