Bulan Saturnus Punya Tanda-tanda Kehidupan

Saturnus.
Sumber :
  • PBS

VIVA – Aliran metana yang ada di bawah permukaan laut di Bulan milik Saturnus, Enceladus, kemungkinan merupakan tanda adanya kehidupan, sebuah studi baru melaporkan. Pada 2005, pengorbit NASA Cassini Saturn menemukan geyser yang meledakkan partikel es ke luar angkasa dari rekahan 'garis harimau' di dekat Kutub Selatan Enceladus.

Kisah Inspiratif, Upaya Nukila Evanty Menolong Suku Laut

Bahan itu diperkirakan berasal dari lautan besar yang mengalir di bawah cangkang es Bulan. Tidak sekadar air es. Selama penerbangan jarak dekat dengan Enceladus yang memiliki lebar 313 mil (504 kilometer), Cassini juga melihat banyak senyawa lain. Misalnya dihidrogen (H2) dan berbagai senyawa organik yang mengandung karbon termasuk metana (CH4).

Dihidrogen dan metana sangat menarik bagi ahli astrobiologi. H2 kemungkinan dihasilkan oleh interaksi batu dan air panas di dasar laut Enceladus menunjukkan bahwa Bulan memiliki ventilasi hidrotermal laut dalam, jenis lingkungan yang sama yang mungkin menjadi tempat lahirnya kehidupan di Bumi.

BUMI Resources Bukukan Laba Bersih Rp 1,85 Triliun hingga Kuartal III-2024

"Kami ingin tahu, bisakah mikroba mirip Bumi yang 'memakan' dihidrogen dan menghasilkan metana menjelaskan jumlah metana yang secara mengejutkan terdeteksi oleh Cassini?," kata penulis utama studi Regis Ferriere.

Ia bersama rekan-rekannya membangun serangkaian model matematika yang menilai kemungkinan metana Enceladus dihasilkan secara biologis. Tim menyelidiki apakah produksi H2 yang diamati dapat mempertahankan populasi mikroba Enceladus dan bagaimana populasi itu akan memengaruhi laju pelepasan H2 dan metana ke dalam gumpalan.

Fenomena Langka Akan Menghiasi Langit Bumi, Siap-Siap Tercengang

"Kesimpulnnya adalah kami tidak hanya mengevaluasi apakah pengamatan Cassini kompatibel dengan lingkungan yang dapat dihuni kehidupan, tetapi juga membuat prediksi kuantitatif tentang pengamatan yang diharapkan jika metanogenesis benar-benar terjadi di dasar laut Enceladus," kata Ferriere.

Studi baru yang diterbitkan bulan lalu di Jurnal Nature Astronomy ini tidak membantah bahwa ada kehidupan di Enceladus. Misalnya, bisa saja Bulan es memiliki beberapa jenis reaksi penghasil metana abiotik yang tidak lazim di Bumi.

Hipotesis terakhir itu akan cocok jika Enceladus terbentuk dari bahan kaya organik yang dikirim oleh komet, seperti yang diyakini beberapa ilmuwan, seperti dikutip dari laman Space, Sabtu, 10 Juli 2021.

"Metanogenesis biologis tampaknya kompatibel dengan data. Dengan kata lain, kita tidak bisa membuang 'hipotesis kehidupan' sebagai opsi yamg tidak mungkin. Untuk menolak hipotesis kehidupan, kita membutuhkan lebih banyak data dari misi masa depan," papar dia.

Ilustrasi angin Matahari.

Utusan Bumi Berada Paling Dekat dengan Matahari pada Malam Natal

Utusan Bumi berada paling dekat dengan Matahari pada malam Natal.

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2024