Babi Hutan Hibrida Huni Wilayah Bekas Karantina Manusia
- Pixabay
VIVA – Setelah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima hancur dalam Gempa Bumi Jepang pada 2011, para pejabat menutup daerah sekitarnya di zona karantina. Tapi saat ini wilayah yang ditinggalkan manusia itu kini diisi oleh babi-babi hutan hibrida atau hasil perkawinan gen.
Para peneliti yang memeriksa DNA hewan liar mengungkapkan bahwa babi hutan dibesarkan dengan babi domestik yang melarikan diri dari peternakan yang ditinggalkan setelah bencana nuklir.
Evakuasi manusia dari daerah tersebut menghadirkan peluang utama bagi spesies babi pendatang dan memberikan wawasan tentang seperti apa Bumi jika manusia menghilang suatu hari nanti.
Meskipun beberapa pengamat khawatir tentang efek genetik pada hewan hasil dari radiasi tingkat tinggi, tapi hingga kini peneliti hanya dapat menemukan bukti perkawinan silang dalam sampel genetik yang dianalisis.
Daerah di sekitar Fukushima dievakuasi pada 2011 setelah gempa Bumi terbesar yang tercatat di Jepang, memicu tsunami dahsyat yang membanjiri reaktor nuklir Fukushima, seperti dilansir dari situs Metro, Kamis, 1 Juli 2021.
Pejabat Jepang bergegas untuk memberlakukan zona eksklusi di sekitar pabrik yang rusak. Gempa Bumi tersebut menewaskan puluhan ribu orang dan menimbulkan kerusakan ekonomi yang sangat besar.
Pada zona sekitar pabrik Fukushima yang rusak juga menjadi tempat eksperimen biologi yang unik. Para peneliti dapat melacak DNA dari ratusan flora dan fauna yang berbeda untuk melacak efek dari gempa Bumi.
Salah satu temuan yang paling mencolok adalah 'invasi biologis' yang dapat dilihat pada gen babi hutan. Penemuan itu menunjukkan bahwa gen babi domestik secara bertahap telah diencerkan dari waktu ke waktu.
"Saya pikir babi tidak dapat bertahan hidup di alam liar, tetapi babi hutan tumbuh subur di kota-kota yang ditinggalkan karena mereka sangat kuat," kata peneliti Donovan Anderson.
Ia menunjukkan bahwa babi kemungkinan besar tidak akan mampu bertahan hidup di alam liar. Tetapi dengan babi hutan yang tangguh, mereka dapat menghasilkan keturunan yang bisa bertahan di alam liar.
Para peneliti Jepang telah menunjukkan bahwa babi peliharaan asli telah mati sehingga situasi alami akan mulai kembali. Beberapa manusia juga mulai pindah kembali ke daerah yang ditinggalkan di dekat pabrik Fukushima.