LAPAN Ungkap Alasan Jakarta Mendingin
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN mengungkap Jakarta mendingin selama Juni tahun ini. Temperatur atau suhu udara permukaan di ibu kota mendingin selama bulan ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan penurunan suhu minimum rata-rata sebesar 0,6 derajat Celcius.
Menurut Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer LAPAN, tren pendinginan suhu antara 0,5-1 derajat Celcius juga terjadi di Bandung, Jawa Barat sejak Januari hingga Juni dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kondisi penurunan suhu permukaan di daratan (Jawa Barat dan Jawa Tengah) juga diperlihatkan melalui data prediksi suhu permukaan dari Sadewa-LAPAN pada 24 Juni pukul 06.00 WIB pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.
"Meski demikian suhu harian tersebut memiliki fluktuasi harian yang dipengaruhi oleh suhu pemanasan permukaan yang diterima dari radiasi Matahari. Salah satu faktor yang ditentukan oleh panas laten dari keberadaan awan," bunyi keterangan resminya di akun Instagram @pstalapan, Senin, 28 Juni 2021.
Data penurunan suhu permukaan rata-rata di beberapa kota sepanjang Juni yang terjadi pada kemarau basah saat ini kemungkinan berkaitan dengan fenomena front (perbenturan) dua massa udara yang berlainan, yaitu antara udara dingin dan udara hangat.
Front udara dingin atau disebut cold front dapat menyebabkan udara dingin di permukaan mendorong dan mengangkat udara hangat di atasnya. Dalam konteks kemarau basah seperti saat ini pembentukan cold front dapat terbentuk dari pergerakan kuat monsun timuran (dari timur) Australia yang bersifat dingin.
Front dingin kemudian berbenturan dengan udara hangat dari barat karena keberadaan vorteks dan Dipole Mode negatif di Samudra Hindia. Cold front selanjutnya dapat meluas dan terputus oleh eksistensi awan-awan dingin tebal yang persisten meliputi daratan.