Matahari Terbit dari Utara Pertanda Kiamat, Begini Komentar LAPAN

Lubang korona di ekuator Matahari.
Sumber :
  • Instagram/@lapan_ri

VIVA – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN ikut buka suara terkait Matahari terbit dari utara sebagai pertanda kiamat tiba. Dari kacamata astronomi, menurut Peneliti LAPAN, Andi Pangerang, Bumi setiap harinya mengelilingi Matahari pada bidang edar yang disebut sebagai ekliptika.

Gletser Kiamat Ancam Bumi

Nah, ketika mengelilingi Matahari maka Bumi juga berputar pada porosnya dengan kemiringan 66,5 derajat terhadap ekliptika atau 23,5 derajat terhadap sumbu kutub langit utara.

"Hal ini yang menyebabkan posisi Matahari tidak selalu berada di ekuator ketika tengah hari, melainkan di sebelah utara maupun selatan ekuator," katanya, seperti dikutip dari situs Pusat Edukasi Sains LAPAN, Minggu, 20 Juni 2021.

7 Ramalan Kiamat yang Tidak Pernah Kejadian, Ada yang Direvisi

Ia melanjutkan, ketika Matahari berada paling utara dari ekuator pada saat tengah hari, maka fenomena ini disebut sebagai Solstis Juni. Lalu, ketika Matahari berada paling selatan dari ekuator saat tengah hari, fenomena ini disebut sebagai Solstis Desember.

Garis lintang yang mana Matahari berada tepat di atas kepala ketika Solstis Juni disebut sebagai Garis Balik Utara (GBU) atau Tropic of Cancer yang terletak di 23,5 derajat LU (Lintang Utara). Kota yang dilalui GBU adalah Muscat, ibu kota Oman.

Era Baru atau Kiamat? Dampak AI Terhadap Keterampilan Menulis Manusia

Sementara garis lintang yang mana Matahari berada tepat di atas kepala ketika Solstis Desember disebut sebagai Garis Balik Selatan (GBS) atau Tropic of Capricorn terletak di 23,5 derajat Lintang Selatan (LS). Kota yang dilalui GBS yakni Sao Paulo di Brasil.

Sebagaimana diketahui, baru-baru ini beredar kabar bahwa Matahari terbit dari utara di Jeneponto, Sulawesi Selatan. Tak pelak, peristiwa ini pun dikait-kaitkan dengan tanda-tanda kiamat yang menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat.

Selain itu, kata Andi, jika diamati dari Bumi, Matahari tidak selalu terbit tepat di arah Timur dan tidak selalu terbit tepat di arah Barat. Untuk kawasan ekuator seperti Pontianak, di mana Matahari terbit di antara Arah Timur-timur Laut hingga Timur-Tenggara.

Sekitar pukul 11.30 WITA, posisi Matahari sudah berada di Arah Timur Laut dengan ketinggian 65 derajat. Dengan begitu bisa dikatakan bahwa Matahari tidak terbit dari arah Timur Laut maupun Utara untuk Indonesia pada umumnya, melainkan di antara Timur-timur Laut dan Timur-Tenggara.

"Wilayah yang dapat menyaksikan Matahari terbit baik di Timur Laut maupun Utara ketika Solstis Juni adalah wilayah yang terletak di antara 43 derajat LU hingga 60 derajat LU, memungkinkan untuk dapat menyaksikan Matahari terbit dari Arah Timur Laut (33,75 derajat-56,25 derajat) ketika Solstis Juni," jelas Andi Pangerang, peneliti LAPAN.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya