Jomblo Hanya Mau Kencan dengan Orang yang Sudah Divaksin COVID-19

Ilustrasi jomblo.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Sebuah survei yang baru-baru dilakukan oleh Lunch Actually menunjukkan bahwa jomblo atau lajang Malaysia hanya mau berkencan dengan seseorang yang sudah divaksin COVID-19 yang persentasenya mencapai 78 persen. Alasannya karena mereka merasa lebih aman dengan seseorang yang sudah melakukan vaksinasi.

Viral Permainan di Serial Squid Game Hadir di Jakarta, Warganet Heboh!

Survei ini memiliki preferensi dalam normal baru di masa pandemi COVID-19. Studi menanyakan kepada 500 orang Malaysia berusia antara 31 hingga 45 tahun tentang preferensi kencan mereka selama pandemi di tengah peluncuran vaksin.

Anehnya, hanya 17 persen peserta yang sudah divaksinasi. Sementara 72 persen lainnya mengatakan mereka berencana untuk mendapatkan suntikan ketika ditawarkan kepada mereka dikutip dari situs Mashable, Jumat, 18 Juni 2021.

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Sebanyak 56 persen peserta adalah laki-laki, dan 44 persen adalah perempuan. Jadi ada sedikit ketidakseimbangan gender di sana, tetapi preferensi yang tercatat mengambil skala yang lebih umum.

Peserta menunjukkan beberapa indikasi bahwa mereka tidak bersedia berkencan dengan orang yang tidak divaksinasi, berdasarkan sejumlah faktor. Lalu, sebanyak 61 persen orang lajang bersedia kencan dengan seseorang yang tidak divaksinasi atau tidak mau disuntik.

Taspen Pastikan Akses Layanan Maksimal Jangkau Wilayah Terluar Indonesia, Begini Caranya

"Kebanyakan lajang merasa bahwa bertemu dengan seseorang yang divaksinasi memberi mereka ketenangan pikiran yang lebih baik ketika mereka pergi berkencan. Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas masih bersedia untuk mengeksplorasi dan berkencan dengan seseorang yang belum divaksinasi,” kata CEO dan Co-Founder Lunch Actual, Violet Lim.

Menurut Lunch Actually, kemungkinan alasan di balik kesediaan untuk berkencan dengan orang yang tidak divaksinasi ini mencakup fakta bahwa vaksin tidak selalu memberikan perlindungan penuh terhadap COVID-19.

Alasan lain yang perlu dipertimbangkan untuk tidak divaksinasi termasuk faktor kesehatan yang tidak bisa membuat seseorang untuk mendapatkan suntikan COVID-19, seperti alergi.

"Oleh karena itu, para lajang telah berbagi dengan kami bahwa mereka tidak ingin vaksinasi menghalangi peluang mereka untuk mendapatkan kecocokan dan segera menghapusnya," ujar Lim.

Namun, 75 persen lajang Malaysia lebih suka berkencan dengan seseorang yang memiliki pandangan yang sama dengan mereka tentang COVID-19 dan vaksinasi menurut survei yang berjudul Dating and Vaccination itu.

"Pada akhirnya, berbicara dengan seseorang tentang pandangan mereka terhadap vaksinasi lebih penting untuk mengetahui apakah mereka kompatibel, lebih dari sekadar status vaksinasi," kata Lim, menambahkan bahwa ini sejalan dengan filosofi Lunch Actually yang menitikberatkan pada keserasian nilai dan tujuan hidup.

Seorang peserta berusia 50 tahun dengan inisial SC, merupakan seorang Kepala Eksekutif atau CEO di industri perhotelan yang divaksinasi penuh berpikir bahwa seseorang yang divaksinasi adalah pilihan yang baik untuk dimiliki.

Namun, peserta juga percaya bahwa tidak divaksinasi bukanlah masalah utama. Sebaliknya, peserta menganggap profil, karakter, nilai, dan tahapan kehidupan lebih penting untuk dipertimbangkan daripada vaksinasi.

Dengan semakin banyak orang yang menampilkan status vaksinasi mereka di aplikasi kencan, orang dapat memahami betapa pentingnya keamanan saat seperti ini. Sebanyak 34 persen lajang Malaysia mengatakan itu akan membantu mereka mendapatkan lebih banyak kecocokan.

Pada saat yang sama, sebanyak 51 persen percaya itu dapat membantu orang mendapatkan lebih banyak kecocokan. Mayoritas mau menunjukkan keterbukaan terhadap status vaksinasi, apakah mereka mendapat suntikan atau tidak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya