Satelit Bikin Ozon Bumi Berlubang
VIVA – Ketika satelit mati terbakar di atmosfer maka akan meninggalkan bahan kimia yang dapat merusak lapisan ozon dan mempengaruhi seberapa banyak cahaya yang diserap Bumi.
Bahan kimia yang dilepaskan itu dapat merusak lapisan ozon pelindung Bumi jika rencana untuk membangun megakonstelasi dari puluhan ribu satelit, seperti Starlink milik SpaceX berjalan seperti yang diperkirakan. Para ilmuwan pun sudah memperingatkan.
Mereka juga mengingatkan bahwa proses itu juga dapat menyebabkan eksperimen geoengineering yang tidak terkendali, yang konsekuensinya tidak diketahui, mengutip situs Space, Rabu, 9 Juni 2021.
Selama bertahun-tahun, komunitas antariksa cukup puas dengan fakta jumlah material yang terbakar di atmosfer sebagai akibat dari pertemuan Bumi dengan meteoroid jauh melebihi massa satelit mati. Bahkan munculnya megakonstelasi tidak akan mengubah jumlahnya.
Masalahnya adalah terdapat komposisi kimia yang berbeda dari meteoroid alami dibandingkan dengan satelit buatan, menurut Aaron Boley, seorang profesor astronomi dan astrofisika di University of British Columbia, Kanada.
"Kami memiliki 54 ton material meteoroid yang masuk setiap hari. Dengan Starlink generasi pertama, kita dapat memperkirakan sekitar 2 ton satelit mati memasuki atmosfer Bumi setiap harinya," jelas dia.
Akan tetapi, sebagian besar meteorid adalah batu, yang terbuat dari oksigen, magnesium, dan silikon. "Satelit buatan seperti Starlink sebagian besar terbuat dari aluminium, sedangkan meteoroid hanya dalam jumlah yang sangat kecil. Sekitar 1 persen," ujar Boley.
Ia bersama para ilmuwan menyadari bahwa megakonstelasi memiliki potensi yang signifikan untuk mengubah kimia atmosfer bagian atas dibandingkan dengan keadaan alaminya.
Tidak hanya itu saja. Pembakaran aluminium diketahui menghasilkan aluminium oksida, juga dikenal sebagai alumina, yang dapat memicu efek samping lebih lanjut yang belum diselidiki.
"Alumina memantulkan cahaya panjang gelombang tertentu dan jika Anda membuang alumina ke atmosfer, Anda akan menciptakan serta menyebarkannya, dan akhirnya mengubah albedo Bumi," tutur Boley.
Albedo adalah ukuran jumlah cahaya yang dipantulkan oleh suatu material. Faktanya, meningkatkan albedo Bumi dengan memompa jenis bahan kimia tertentu ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi telah diusulkan sebagai solusi geoengineering yang mungkin dapat memperlambat pemanasan global.
Namun, Boley melanjutkan, komunitas ilmiah telah menolak eksperimen semacam itu karena tidak cukup diketahui tentang kemungkinan efek sampingnya.
"Sekarang sepertinya kita akan menjalankan eksperimen ini tanpa pengawasan atau regulasi apapun. Kami tidak tahu apa ambang batasnya dan bagaimana akan mengubah atmosfer atas," imbuhnya.