NASA Investigasi Kembaran Jahat Bumi

Planet Venus.
Sumber :
  • www.pixabay.com/7854

VIVA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA telah mempertimbangkan empat proposal berbeda untuk Program Discovery yang mencakup perjalanan eksplorasi ke Bulan milik Jupiter dan Neptunus. Namun, setelah pertimbangan yang matang, maka Venus dipilih sebagai fokus utama.

Utusan Bumi Berada Paling Dekat dengan Matahari pada Malam Natal

Administrator NASA Bill Nelson mengatakan misi ini bertujuan untuk memahami bagaimana Venus, yang dijuluki kembaran jahat Bumi, menjadi dunia seperti neraka yang sanggup melelehkan timah di permukaan.

"Seluruh komunitas sains punya kesempatan untuk menyelidiki planet (Venus) yang belum pernah kita jamah selama lebih dari 30 tahun," kata dia, seperti dilansir dari situs Express, Jumat, 4 Juni 2021.

BUMI Resources Bukukan Laba Bersih Rp 1,85 Triliun hingga Kuartal III-2024

Misi tersebut diharapkan akan terealisasi pada 2026 serta menelan biaya sebesar US$500 juta atau Rp7,1 triliun. Misi ini juga akan memetakan permukaan Venus dan mencoba untuk lebih memahami sejarah geologinya.

Robot tanpa awak atau probe yang mengorbit akan dilengkapi dengan instrumen yang memungkinkan para ilmuwan membuat rekonstruksi 3D secara lebih rinci dari lanskap planet tetangga Bumi tersebut.

Fenomena Langka Akan Menghiasi Langit Bumi, Siap-Siap Tercengang

Nelson berharap misi penjelajahan ini dapat mengungkapkan apakah planet kembaran jahat Bumi itu memiliki lempeng tektonik aktif dan gunung berapi.

Selain itu juga akan menganalisis atmosfer Venus yang dipenuhi awan asam sulfat. Sementara probe akan mengambil sampel gas atmosfer dan mengukur komposisi persisnya.

Pengumuman NASA ini disambut antusiasi oleh para ilmuwan planet. Martha Gilmore dari Universitas Wesleyan mengatakan bahwa keputusan ini di luar mimpinya. Ia berharap misi ambisius tersebut dapat menentukan apakah Venus memiliki lautan, dan apakah itu layak huni selama miliaran tahun.

Venus sering disebut kembaran jahat Bumi. Planet ketiga dalam susunan Tata Surya itu memiliki ukuran hampir sama dengan Bumi, yang kemungkinan memiliki lautan. Saat ini ada peningkatan besar gas rumah kaca dan suhunya melebihi 800 derajat Fahrenheit.

Ilustrasi cuaca panas/ekstrem.

Warga Bumi Menjerit di Sepanjang 2024

Para ahli menjelaskan bahwa 2024 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Pada tahun lalu terjadi banjir besar dan kebakaran hutan yang dipicu cuaca panas ekstrem.

img_title
VIVA.co.id
2 Januari 2025