Indosat Sedang Cari Peluang Cuan
- VIVA.co.id/Novina Putri Bestari
VIVA – Operator seluler Indosat Ooredoo dan Bobble AI, platform media percakapan bertenaga kecerdasan buatan (AI), menjalin kemitraan jangka panjang dengan menawarkan solusi keyboard smartphone.
"Terlepas dari tantangan pandemi COVID-19, kami terus meluncurkan penawaran digital baru yang inovatif untuk mendukung gaya hidup online pelanggan," kata Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo, Ritesh Kumar Singh, Kamis, 3 Juni 2021.
Kemitraan ini memperkuat komitmen Indosat untuk memastikan pelanggannya mendapatkan pengalaman seluler terbaik. Sementara Bobble AI Keyboard dengan kemampuan mengetik bahasa daerah dan dialek lokal, kini telah terintegrasi di dalam versi Android dari myIM3, aplikasi pelayanan mandiri Indosat Ooredoo.
Pelanggan Indosat kini dapat membuat percakapan mereka jauh lebih ekspresif, personal, dan lebih cerdas dengan penggunaan fitur Bobble yang unik di aplikasi Android myIM3, seperti BigMojis, di mana pengalaman 360 derajat ke pengirim dan penerima dengan suara dan animasi interaktif.
Selain itu, baris emoji bertenaga AI, yakni merekomendasikan emoji secara real-time berdasarkan konteks dan teks masukan dalam lebih dari 100 bahasa, stiker dan GIF, YouMoji yang didukung augmented reality (AR), PopText, Lelucon, Kutipan, dalam konteks dan bahasa regional.
Lalu, pengalaman mengetik dan konten yang dilokalkan dalam lebih dari 60 bahasa lokal, termasuk Bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, Banjar, Bali, Bugis, serta lebih dari 130 bahasa internasional utama.
"Dengan kolaborasi unik bersama Bobble AI, kami melihat peluang pertumbuhan yang luar biasa tidak hanya dalam hal pendapatan, tetapi terutama dalam merangkul keterlibatan dan loyalitas pelanggan," tegas Singh.
Pada kesempatan yang sama, Pendiri dan Kepala Eksekutif Bobble AI, Ankit Prasad, menyebut kemitraan dengan Indosat Ooredoo sejalan dengan visinya yang lebih besar untuk mengeksplorasi sinergi dengan perusahaan telekomunikasi global dan produsen smartphone di berbagai wilayah.
"Tren global seperti adopsi teknologi dan penyebaran internet yang serba cepat, ditambah dengan penetrasi smartphone menuntut bisnis untuk menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan konsumen mereka dan pada dasarnya membuat layanan mereka mudah diakses, secara harfiah di ujung jari," tutur Ankit.