Amerika Jiper Sama China
- WSJ
VIVA – China berhasil mendaratkan robot tanpa awak di Planet Mars bulan lalu. Hal ini mempertegas kehadirannya di luar angkasa yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Prestasi itu juga menunjukkan kepada dunia kemampuan luar angkasa negeri Tirai Bambu serta memicu api persaingan baru di luar Bumi.
China menjadi negara kedua yang berhasil mendarat di Planet Merah melalui Rover Zhurong pada 14 Mei 2021 di Utopia Planitia. Kedatangan Zhurong mengikuti keberhasilan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA yang sebelumnya sukses mendaratkan wahana penjelajah Perseverance di Kawah Jezero Mars pada 18 Februari 2021.
Langkah ini adalah salah satu dari banyak langkah yang diambil China untuk memperluas penjelajahannya di luar angkasa, termasuk pengembangan stasiun luar angkasa sendiri dan melanjutkan eksplorasi sisi terjauh Bulan dengan penjelajah Chang'e 4.
Administrator NASA Bill Nelson dan mantan astronot Pam Melroy, calon wakil administrator, memberi selamat kepada China atas pencapaian luar biasanya itu. Mereka juga berbagi pernyataan tersirat bahwa China adalah pesaing yang agresif.
Ia juga mengeluarkan peringatan itu di depan seluruh anggota Parlemen selama Sidang Kongres Amerika Serikat (AS) pada 19 Mei 2021, di mana Nelson mengangkat foto Mars yang diambil oleh Rover Zhurong.
"Saya ingin Anda melihat foto ini. Mereka (China) adalah pesaing yang sangat agresif," tegasnya, seperti dikutip dari Space, Kamis, 3 Juni 2021. Nelson melanjutkan kalau China sudah siap mendaratkan manusia di Bulan.
Kemajuan China di luar angkasa telah menampar muka Amerika, sekaligus apakah negeri Paman Sam itu ingin serius atau tidak untuk mendaratkan kembali manusia di satelit alami Bumi. "Saat ini tekanannya lebih besar. Kami ingin secepatnya mengirim dan mendaratkan manusia kembali ke Bulan melalui Program Artemis," jelas dia.
Nelson menambahkan jika China sedang mengembangkan tiga pendarat besar untuk mendarat di dekat Kutub Selatan bulan, wilayah sama yang dituju Artemis untuk mendarat. Ia juga menyebut China merencanakan flyby dan melakukan pendaratan di Bulan pada dekade ini.
Momentum kemajuan luar angkasa China tersebut kemudian dimanfaatkan Nelson untuk meminta anggaran tambahan ke Kongres. "Kami menginginkan kompetisi yang kuat. Tapi kami harus memiliki uang lebih untuk bisa melakukannya," ungkap Nelson.