Manusia Mencemari Tempat yang Belum Pernah Mereka Datangi

Ilustrasi lautan dalam
Sumber :
  • www.pixabay.com

VIVA – Pada Maret 2021, dua ilmuwan menjadi manusia pertama yang sukses menjelajahi palung samudera terdalam ketiga di dunia, Palung Filipina. Deo Florence Onda dan Victor Vescovo melakukan perjalanan panjang untuk menemukan hal-hal baru di palung Emden Deep.

Sepakati Standar Kapal Demi Cegah Detensi, RI-Tiongkok Teken MoU Keselamatan Maritim

Palung itu adalah salah satu dari sedikit tempat tersisa di planet ini yang masih belum dipetakan oleh manusia, dan tetap menjadi tujuan yang menarik bagi para ilmuwan kelautan yang berharap menemukan spesies baru yang potensial atau bahkan penemuan geologis yang menarik.

Bagi Onda, perjalanan ini awalnya direncanakan sebagai misi untuk mempelajari lingkungan dan mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang spesialisasinya, yang  mempelajari siklus hidup dan peran mikroorganisme laut seperti plankton. 

PBB Sebut Pemilihan Presiden AS Akan Berdampak Global

Tapi karena pandemi COVID-19 di mana adanya pembatasan yang sedang berlangsung, misi tersebut hanya dapat dilakukan sebagai upaya untuk memecahkan rekor, mengirim manusia pertama ke Palung Filipina.

Turun ke jurang samudera merupakan kesempatan bagi Onda untuk menempatkan negaranya di peta, dan setidaknya melihat lingkungan secara langsung dan membangun platform untuk penelitian laut dalam di masa depan. 

Peringati Sumpah Pemuda, PNM Gandeng Pemuda dalam Konservasi Terumbu Karang di Ambon

Namun sayang, setelah perjalanan yang sulit ke bawah menggunakan kapal selam laut dalam, para ilmuwan terkejut karena menemukan limbah yang disebabkan manusia telah mencapai tempat itu sebelum umat manusia sendiri berhasil melakukannya.

Melayang perlahan di kendaraan bawah laut mereka, Onda melihat sesuatu yang putih mengambang di air, dan itu bukan satwa liar, sebagaimana dikutip dari situs Mashable SE Asia, Rabu 2 Juni 2021.

"Ketika kami akan mencapai dasar, saya berharap untuk melihat hal-hal menakutkan, merangkak menyelinap masuk atau mengintip ke jendela," kata Onda.

Ada satu adegan lucu ketika keduanya menjelajahi daerah itu. Terdapat satu bahan putih yang mengambang yang Onda pikir itu adalah ubur-ubur, "Kami pergi ke sana dan mendekat, dan itu hanya plastik," katanya sedikit kecewa. 

Menurut Onda, parit itu dipenuhi sampah buatan manusia, mulai dari kantong plastik dan kemasan produk, hingga pakaian bekas bahkan boneka beruang. Ia mengaku terkejut dengan banyaknya sampah yang berserakan meski kondisi di bawah sana sangat ekstrem.

“Sampah di parit itu banyak sekali. Bahkan saya tidak mengharapkan itu, dan saya melakukan penelitian tentang plastik," imbuhnya. 

Lebih memprihatinkan lagi, penemuan limbah buatan manusia di bagian terdalam lautan bukanlah hal baru sama sekali. Sebelumnya, sebuah kantong plastik ditemukan mengambang di dasar laut terdalam, Palung Mariana, membuktikan bagaimana daerah paling terpencil di planet ini tidak bisa lepas dari polusi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya