Peran Ganda Perempuan di Perusahaan Telekomunikasi

Ilustrasi perempuan dengan gadget.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA – Entitas Perserikaan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Perempuan atau UN Women melaporkan Indonesia sedang berupaya untuk mendorong keterwakilan perempuan di pimpinan perusahaan, namun masih ada tantangan yang harus dihadapi.

Iran: Wanita dan Anak Peremuan di Gaza Hadapi Kekerasan yang Belum Terjadi Sebelumnya

Menurut lembaga tersebut, 84 persen perusahaan di Indonesia menyatakan setidaknya ada satu orang srikandi hadir di dalam jajaran manajemen. Salah satunya perusahaan telekomunikasi patungan antara Telkom dan Telstra Corporation asal Australia, Telkomtelstra.

Baca: Kangen Bengong Jadi Alasan Zhang Yiming Mundur dari Induk TikTok

Heboh Ucapan Ridwan Kamil soal Janda, Jubir Sebut Ada yang Punya Niat Buruk-Video Dipotong

“Ada beberapa upaya yang kami lakukan untuk mendorong keterwakilan perempuan di level pimpinan perusahaan. Pertama, ketika proses rekrutmen atau promosi kami mengusahakan agar kandidat laki-laki dan perempuan seimbang," kata Chief Financial Officer Telkomtelstra, Ernest Hutagalung, Jumat, 28 Mei 2021.

Ia melanjutkan, semakin memperbanyak kandidat dalam proses promosi, maka peluang banyaknya kandidat perempuan juga semakin tinggi. Menurutnya, selain membuat kebijakan yang mendorong keterwakilan perempuan di jajaran pimpinan, Telkomtelstra juga harus ikut mencari solusi agar tetap bisa duduk di posisi pimpinan dengan peran ganda.

Komnas HAM Sebut Sejumlah Kasus Kandidat Pilkada Berujar Seksis dan Rendahkan Perempuan

Peran ganda yang dimaksud, ungkap Ernest, adalah keluarga yang mereka miliki, di mana salah satunya menerapkan kebijakan work from home (WFH) yang sudah diterapkan Telkomtelstra sejak 2017.

"Kami harus mampu menyesuaikan dengan kebijakan yang mendukung para srikandi pada tingkat pimpinan perusahaan, karena karyawan perempuan ada yang memiki peran ganda dan tanggung jawab di dalam keluarga. Makanya, kami juga mencarikan solusi untuk mengakomodirnya,” jelasnya.

Sementara itu, Perwakilan UN Women, Dwi Yuliawati Faiz, mengatakan bahwa penguatan peran perempuan menjadi sangat penting. Untuk mengatasi stereotip yang selama ini melekat pada kaum hawa, perempuan harus mampu membuktikan dirinya memiliki peran penting pada setiap proses dan aktivitas.

“Tantangan yang kita hadapi kali ini adalah bagaimana memperpendek proses yang dilalui perempuan untuk menduduki posisi pimpinan. Ketika proses untuk menduduki posisi pimpinan panjang, sementara di tengah proses tersebut perempuan masih memiliki peran ganda sebagai ibu dan pengasuh," papar dia.

Kendala lainnya adalah banyak perusahaan yang memang sudah memberikan kesempatan yang sama terhadap pekerja laki-laki dan perempuan, namun tidak melakukan kegiatan proaktif lainnya.

"Jika perusahaan melakukan langkah yang lebih aktif agar perempuan lebih banyak menempati posisi pimpinan, maka akan lebih banyak lagi perempuan yang terinspirasi untuk menduduki posisi pimpinan atau pengambil keputusan,” tutur Dwi.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau PPPA mempunyai 5 isu prioritas berdasarkan arahan Presiden. Salah satunya kewirausahaan berperspektif gender, yang fokus pada keluarga pra sejahtera, perempuan kepala keluarga dan perempuan penyintas.

“Komitmen para pimpinan perusahaan untuk memberikan tempat yang setara bagi perempuan menjadi hal yang penting untuk diperjuangkan. Hal ini tentunya harus kita wujudkan bersama-sama, tidak hanya lintas sektor dalam negeri, tetapi juga secara internasional," kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya