Ada Planet yang Bisa Menyusut
- Pixabay
VIVA – Lebih dari empat ribu exoplanet atau planet di luar Tata Surya yang mengorbit bintang lain di Bima Sakti telah diidentifikasi dan dikonfirmasi hingga saat ini. Dari populasi tersebut pola aneh telah muncul.
Exoplanet yang ukurannya 1,5 hingga 2 kali ukuran Bumi yang mengorbit dekat dengan bintang mereka mempunyai fenomena ruang radius planet kecil. Berdasarkan simulasi dan pemodelan bahwa kemungkinan exoplanet memang ada dan menyusut dalam jangka waktu miliaran tahun.
Ahli astrofisika Trevor David mengatakan bahwa exoplanet bukanlah bola statis dari batuan dan gas. Pola ruang radius planet kecil pertama kali diidentifikasi pada empat tahun lalu.
Saat itu ada dua klasifikasi exoplanet, yakni dunia seukuran Bumi dan Neptunus mini yang ukurannya lebih kecil dari planet yang identik dengan warna biru itu. Akan tetapi masih memiliki atmosfer yang juga sangat tebal. Ada beberapa kemungkinan skenario untuk menjelaskan anomali aneh ini.
Salah satunya adalah bahwa mereka mungkin baru saja terbentuk. Teori lainnya adalah exoplanet awalnya terbentuk dengan ukuran yang lebih besar, kemudian menyusut karena kehilangan atmosfer.
"Ide ini telah diteliti sebelumnya, namun parameter baru dari hasil analisa kami adalah usia exoplanet yang terbentuk bersamaan dengan bintang mereka," ungkapnya, seperti dikutip dari laman Science Alert, Kamis, 20 Mei 2021.
Trevor mengaku memilih sekelompok exoplanet yang berukuran kurang dari 10 kali ukuran Bumi, yaitu California-Kepler Survey, sebuah proyek untuk mengukur sifat yang tepat dari exoplanet dan bintang induknya.
Data ini memungkinkan mereka memperoleh populasi dengan kisaran ukuran yang benar dan akurat. Lalu, mereka menghitung usia bintang menggunakan komposisi kimia dan fluktuasi cahaya.
Langkah selanjutnya, lanjut Trevor, adalah membagi sistem menjadi dua populasi, yakni lebih muda usia 2 miliar tahun dan yang lebih tua. "Kami menafsirkannya bahwa beberapa exoplanet menyusut cukup drastis selama miliaran tahun. Planet di luar Tata Surya ini kehilangan atmosfer dan akhirnya menjadi planet telanjang," ungkap dia.