Gerhana Bulan Total Muncul Saat Hari Raya Waisak

Ilustrasi gerhana Bulan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA – Gerhana Bulan Total atau GBT akan terjadi sepekan lagi. Tepatnya Rabu, 26 Mei 2021. Gerhana Bulan Total kali ini sangat spesial, menurut peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Andi Pangerang, karena beriringan dengan Perige atau ketika Bulan berada di jarak terdekat dengan Bumi.

Kembangkan Desa Wisata Kampung Nelayan, Arutmin Indonesia Raih Penghargaan Subroto 2024

Puncak GBT akan terjadi pada pukul 18.18.43 WIB atau 19.18.43 WITA atau 20.18.43 WIT dengan jarak 357.464 kilometer dari Bumi. Sementara untuk puncak Perige terjadi pada pukul 08.57.46 WIB atau 09.57.46 WITA atau 10.57.46 WIT dengan jarak 357.316 kilometer dari Bumi.

"Gerhana Bulan Total kali ini juga dapat disebut sebagai Bulan Merah Super mengingat lebar sudutnya lebih besar 13,77 persen dibandingkan ketika berada pada titik terjauh. Kecerlangannya 15,6 persen lebih terang dibandingkan rata-rata biasa," kata dia, seperti dikutip dari situs Lapan, Rabu, 19 Maret 2021.

Permintaan dari Negara Maju Turun Bakal Jadi Tantangan Industri Batu Bara

Durasi fase Gerhana Bulan Total kali ini cukup singkat. Hanya 14 menit 30 detik. Satu lagi yang membuatnya spesial. GBT bulan ini juga bertepatan dengan Hari Raya Waisak, yaitu pada 15 suklapaksa (paroterang) Waisaka 2565 Era Buddha yang jatuh pada Rabu depan pukul 18.13.30 WIB, 19.13.30 WITA, serta 20.13.30 WIT pada jarak 357.461 kilometer dari Bumi.

"Detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut Waisaka Purnima yang selalu jatuh tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka. Pada saat Bulan Purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus sehingga Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal," jelasnya.

Ilmuwan Temukan Planet Menakjubkan di Dekat Bumi

Andi Pangerang juga menjelaskan karena cahaya Matahari menerangi permukaan Bulan secara maksimal, maka Bulan nampak bulat sempurna saat dipandang dari Bumi. Format garis lurus seperti ini juga dikenal dengan istilah Istiqbal, yaitu di mana Matahari dan Bulan membentuk sudut 180 derajat satu sama lain dalam peredarannya.

Saat kedua benda langit tersebut membentuk 180 derajat ketika Hari Raya Waisak, atau dikenal sebagai 'detik-detik Waisak,' maka itu merupakan puncak Bulan Purnama pada bulan Waisaka menurut penanggalan India yang didasari oleh peredaran Bulan. Keputusan Trisuci ini diatur dalam Konferensi World Fellowship of Buddhists (WFB).

Dengan begitu, secara global, GBT kali ini dapat disaksikan oleh Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar Benua Amerika, kecuali Kanada bagian Timur, Kepulauan Virgin sampai dengan Trinidad-Tobago, Brazil bagian timur, Guyana, Suriname dan Guyana Prancis.

Gerhana Bulan Total juga bisa dilihat di seluruh Indonesia dari Arah Timur-Tenggara tanpa menggunakan alat bantu optik. Fenomena tersebut terletak di dekat konstelasi Scorpius. GBT dapat kembali terjadi pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 26 Mei 2069, 17 Mei 2087, dan 29 Mei 2106.

Ilustrasi alien.

Percaya atau Tidak, 10 Ras Alien Ini Pernah Berhubungan dengan Bumi 

Saat ini, belum ada bukti ilmiah konkret yang mengonfirmasi keberadaan makhluk luar angkasa yang bersentuhan dengan Bumi.

img_title
VIVA.co.id
23 Oktober 2024