Angkatan Luar Angkasa Amerika Lagi Guncang

Ilustrasi Angkatan Luar Angkasa AS (US Space Force).
Sumber :
  • Unsplash

VIVA – Komandan Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (AS) bernama Letnan Kolonel Matthew Lohmeier resmi dipecat setelah komentarnya di podcast yang mengaku bahwa ideologi Marxisme sudah menyusup dan merusak Angkatan Bersenjata AS.

WNI Ditangkap Imigrasi AS, Diduga Terlibat 'Black Money Scam'

Lohmeier, yang memimpin Skuadron Peringatan Ruang Angkasa ke-11 di Pangkalan Angkatan Udara Buckley, Colorado, muncul dalam program 'Operasi Informasi' yang dipandu oleh komentator konservatif dan veteran militer L. Todd Wood.

Baca: Siap-siap Menyambut Teleskop Sapu Jagat

Dulu Tertutup, Bill Gates Kini Terang-terangan Dukung Kamala Harris di Pemilu AS

Di situ ia mempromosikan bukunya yang diterbitkan sendiri berjudul ‘Revolusi yang Tidak Dapat Ditolak: Tujuan Penaklukan Marxisme & Pembongkaran Militer Amerika'. Buku tebal itu mengeksplorasi 'agenda neo-Marxisme' yang dia klaim menyusup ke tubuh militer AS.

Lohmeier memberi tahu Wood bahwa pelatihan keragaman yang dia terima di militer meminjam dari teori ras kritis yang berakar dari Marxisme. Perwira menengah itu mengacu pada inisiatif yang diluncurkan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin yang bertujuan untuk memerangi ekstremisme di dalam tubuh militer.

Menlu Iran Tuduh AS Terlibat dalam Serangan Israel di Wilayah Teheran

Ia juga mengatakan bahwa buklet yang diterimanya tentang masalah ini menyoroti kerusuhan 6 Januari 2021 di Capitol Hill, Washington DC sebagai contoh ekstremisme, tapi tidak menyebutkan kerusuhan sipil dan kekerasan yang terkait dengan gerakan Black Lives Matter.

Lohmeier memberi tahu Wood bahwa dia tidak ingin menjelek-jelekkan Austin, tetapi memperingatkan bahwa pendekatan militer terhadap topik ini bisa memecah belah. Bukan itu saja, Lohmeier juga mengkritik program keberagaman dan inklusi yang dilaksanakan Departemen Pertahanan atau Pentagon.

Ia mengklaim bahwa personel militer di pangkalannya diberi bahan bacaan yang menyebut Amerika sebagai 'bangsa supremasi kulit putih'. Lohmeier lebih lanjut mengklaim bahwa pemikiran neo-Marxisme telah lazim ada di dalam Partai Demokrat.

Photo :
  • The Drive

"Kemudian, kaum konservatif semakin menjadi sasaran pandangan politik mereka dan dicap sebagai ekstremis. Ini hanya pandangan pribadi saya," jelasnya dikutip dari Russia Today, Selasa, 18 Mei 2021.

Ia mengatakan bahwa dirinya percaya China mengeksploitasi obsesi Amerika dengan teori ras kritis dengan harapan bisa memenangkan perang dengan Washington tanpa harus melepaskan tembakan.

Lohmeier mengklaim bahwa Beijing memicu perpecahan internal di media sosial, dan bahwa Presiden China Xi Jinping akan senang melihat AS 'membusuk seperti ini dari dalam'.

Karena komentar pedas itulah, Lohmeier dibebastugaskan. Investigasi pun langsung dijalankan untuk menentukan apakah pernyataan Lohmeier merupakan kategori aktivitas politik partisan yang dilarang. Meski begitu, ia bukan satu-satunya perwira militer yang memberikan peringatan atas dugaan infiltrasi neo-Marxisme.

Awal pekan ini sebuah surat terbuka yang ditandatangani oleh lebih dari 120 pensiunan jenderal dan laksamana memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) telah 'mengambil jalan kiri yang keras menuju sosialisme dan bentuk pemerintahan tirani Marxisme’.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya