Amerika Kasih Kabar Bagus untuk Xiaomi
- Xiaomi Today
VIVA – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) akan menghapus Xiaomi dari daftar hitam negaranya. Berdasarkan informasi dari berkas pengadilan, seperti dikutip dari WSJ, Sabtu, 15 Mei 2021, pemerintah AS dan Xiaomi sepakat untuk menyelesaikan proses pengadilan yang masih berlangsung tentang ketegangan antara mereka.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Emily Horne, menyatakan bahwa Presiden Joe Biden sangat prihatin tentang potensi investasi di negara tersebut di perusahaan yang berkaitan dengan militer China dan berkomitmen penuh untuk menekan perusahaan seperti itu.
Sementara juru bicara Xiaomi menyatakan mereka memantau perkembangan terkini, namun, tidak menjelaskan lebih lanjut. Adapun juru bicara Departemen Kehakiman dan Departemen Pertahanan AS tidak memberikan pernyataan atas kasus ini.
Pemerintah AS, saat masih dipimpin Presiden Donald Trump, menempatkan Xiaomi di daftar hitam karena menduga berafiliasi dengan militer China. Setidaknya ada tujuh perusahaan asal China lainnya juga berada di daftar hitam tersebut.
Xiaomi membalas tuduhan itu ke pengadilan, dan menyatakan bahwa AS 'melanggar hukum dan inkonstitusional' serta membantah afiliasi dengan militer China. Sebagai respons, Xiaomi lalu menggugat pemerintah AS di pengadilan di negara tersebut.
Tetapi setelah tampuk pemerintahan AS dipegang Biden, perlakuan terhadap Xiaomi berubah. Belum diketahui bagaimana penyelesaian masalah ini ke depannya. Sebagaimana diketahui, Huawei menjadi korban perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, sehingga menyeret Xiaomi masuk daftar hitam oleh Donald Trump, awal tahun ini.
Padahal sejauh ini pemerintahan Trump belum memberikan bukti apa pun mengenai keterikatan Xiaomi atau perusahaan teknologi lainnya dengan militer China. Pemblokiran Xiaomi sangat mendadak dan tidak diduga sama sekali.
Sebelumnya, pemerintahan Trump hanya fokus memasukkan daftar hitam perusahaan China yang bergerak di industri telekomunikasi dan teknologi semikonduktor. Saat ini, AS sudah memasukkan lebih dari 60 perusahaan teknologi China ke daftar hitam, termasuk pembuat drone terbesar di dunia, DJI dan perusahaan semikonduktor, SMIC.