Yahoo Dijual Rp72 Triliun
- Unsplash
VIVA – Yahoo dan AOL pindah kepemilikan. Verizon, yang membeli AOL pada 2015 dan Yahoo di 2017, kini resmi menjual saham mayoritas keduanya ke perusahaan ekuitas swasta Apollo Global Management seharga US$5 miliar atau Rp72 triliun.
Verizon menggabungkan AOL dan Yahoo menjadi anak perusahaan bernama Oath pada 2017, yang akhirnya mengubah namanya menjadi Verizon Media. Perusahaan baru, di mana Verizon akan mempertahankan 10 persen saham minoritasnya dalam aksi korporasi tersebut, akan berganti nama menjadi hanya Yahoo.
Baca: Twitter Akhirnya Tunduk Sama Rusia
Verizon awalnya mengakuisisi AOL sebesar US$4,4 miliar (Rp63 triliun) dan Yahoo US$4,5 miliar (Rp65 triliun), yang menjadikan ini kesepakatan yang sangat buruk, secara keseluruhan bagi mereka. Namun, Verizon Media melakukannya dengan baik pada 2020 yang membukukan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan berlanjut hingga tahun ini.
“Verizon Media telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam mengubah bisnis selama dua setengah tahun terakhir dan potensi pertumbuhannya sangat besar. Selama proses peninjauan strategis, Apollo menyampaikan visi dan strategi terkuat," kata Kepala Eksekutuf Verizon, Hans Vestberg, seperti dikutip dari Mashable, Selasa, 4 Mei 2021.
Ia mengaku memiliki keyakinan penuh bahwa Yahoo akan lepas landas di rumah barunya. Selama dua tahun terakhir, Verizon Media dipimpin oleh Guru Gorwappan, dan dirinya akan terus memimpin perusahaan yang baru dibentuk di bawah Apollo.
Lantas, mengapa Verizon menjual Verizon Media jika benar-benar sangat sukses akhir-akhir ini? Jawabannya, mungkin karena Verizon sudah tidak lagi tertarik untuk memiliki bisnis media. Hal ini cukup jelas dari fakta bahwa Verizon sudah menjual properti medianya, termasuk Tumblr dan Huffpost, dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Wall Street Journal, Verizon baru-baru ini fokus untuk bermitra dengan layanan video streaming seperti Disney Plus Hotstar dan Hulu. Selain itu, kesepakatan ini memungkinkan Verizon untuk mengumpulkan dana segar untuk memperluas bisnis inti, yang mencakup miliaran dolar AS pengeluaran untuk lisensi spektrum 5G serta peralatan jaringan.