Digitalisasi Rumah Sakit Bukan Hal Absurd
- dynamicCIO.com
VIVA – Digitalisasi rumah sakit atau smart hospital dinilai dapat menjadi solusi dalam mengintegrasikan sistem manajemen bangunan, tata udara, listrik dan aset – peralatan medis dan layanan konsumen – sehingga menghasilkan wawasan real-time berbasis data yang membantu manajemen rumah sakit dalam mengambil keputusan yang efektif dan tepat sasaran.
Untuk mengakomodasi kebutuhan rumah sakit, Schneider Electric melalui arsitektur EcoStruxure for Healthcare yang terdiri dari produk terhubung, edge control and apps serta analytics and services, memungkinkan manajemen rumah sakit mengintegrasikan sistem manajemen bangunan, tata udara, listrik, dan aset dalam satu platform.
"EcoStruxure for Healthcare didesain dengan sistem platform terbuka berbasis Internet of Things (IoT) untuk mendorong transformasi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi," kata Country Segment Business Leader, Healthcare & Real Estate Schneider Electric Indonesia, Ferry Kurniawan, Kamis, 29 April 2021.
Ia melanjutkan kalau platformnya memberikan visibilitas dan kontrol terhadap seluruh infrastruktur rumah sakit melalui real-time monitoring, mobile insight, kemampuan digital twin, dan manajemen risiko yang proaktif.
Ferry mengklaim jika arsitektur EcoStruxure for Healthcare bisa meningkatkan uptime hingga 15 persen, meningkatkan keandalan dan keamanan aset hingga 20 persen, mengoptimalkan kinerja jaringan listrik, dan mengurangi troubleshooting hingga 20 persen.
Dengan begitu dapat mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan medis dan bahaya sengatan listrik serta putusnya ketersediaan listrik yang dapat mengancam keselamatan pasien. Hal ini sesuai regulasi dan pedoman teknis yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
"Manajemen rumah sakit juga dapat mengontrol sistem tata udara secara otomatis dan berkala di seluruh ruangan untuk memastikan temperatur, sirkulasi, tekanan ruangan, dan kelembaban udara terjaga untuk mencegah terjadinya penyebaran dan perkembangbiakan virus di lingkungan rumah sakit," ungkap dia.
Senada, Ketua Umum Himpunan Ahli Elektro Indonesia, Achmad Sutowo Sutopo menyebut, manajemen rumah sakit harus memiliki perencanaan mekanikal dan elektrikal yang terintegrasi dalam perencanaan digitalisasi infrastruktur.
Tujuannya untuk memastikan suplai listrik yang memadai selama 24 jam 7 hari tanpa adanya gangguan, pengaturan sistem tata udara yang baik, perencanaan pemeliharaan berkala terhadap sarana dan prasarana rumah sakit, serta jaminan keselamatan pasien dari bahaya listrik dan kebakaran.
"Itu semua bisa dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh sistem sehingga dapat menciptakan satu data lake yang dapat dianalisa secara menyeluruh dan melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah terjadinya kegagalan yang berdampak terhadap keamanan dan keselamatan pasien dan tenaga medis,” jelas Sutowo.