Seks Virtual Selama Pandemi, Nikmat Enggak Sih

Ilustrasi hubungan seks.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Hingga kini, belum ada panduan resmi mengenai bagaimana hubungan seks yang aman di tengah pandemi COVID-19. Permainan solo atau seks virtual masih menjadi cara paling aman, setidaknya sampai sekarang. Tapi sayangnya cara tersebut bukan solusi yang sesungguhnya atau berkelanjutan bagi banyak orang.

Camilannya Diborong Wapres Gibran, Nasabah PNM Mekar Ini Bangkit Usai Dihantam Pandemi

"Kami ingin menulis panduan (hubungan seks) ini karena kesenangan adalah hak dan kebutuhan yang dalam," ujar Kenneth Play. Ia pun bermitra dengan Zhana Vrangalova, Chelsey Fasano, dan Karen Ambert MD untuk membuat panduan penting berhubungan seks selama COVID-19 masih ada.

Baca: Elon Musk dan Pacarnya Jadi Bahan Taruhan Bandar Judi

Terpopuler: 20 Promo Makan dan Minum saat Pilkada 27 November hingga Rahasia di Balik Girl Math

Para ahli percaya bahwa cara terbaik untuk memastikan keamanan dalam hubungan seks adalah dengan menawarkan panduan yang realistis. Karena, memberi tahu orang untuk tidak berhubungan seks saja tidak akan berguna dan buang-buang waktu saja, dikutip dari situs Mashable, Kamis, 22 April 2021.

Smarter Hookups menekankan ironi dalam kurangnya panduan. Sebab, keadaan saat ini membuat orang-orang lebih kesepian dan membutuhkan kesenangan dan keintiman. Namun, tidak ada yang memberi tahu bagaimana memprosesnya dalam konsep yang praktis.

Dharma Sebut Bio Weapon untuk Pandemi Selanjutnya Sudah Disiapkan, Gong Kematian Pengusaha Jakarta

"Mereka yang tidak memiliki pasangan hidup, mereka yang mungkin memiliki banyak pasangan, mereka yang hanya ingin keluar dengan orang lain. Itu semua berhak mendapat dan menikmati seks dan keintiman. Bahkan sedang pandemi," tegas Play.

Panduan hubungan seks ini terinspirasi dari anggota komunitasnya yang tertular COVID-19. Berikut adalah beberapa tips masuk akal untuk membantu mereka memastikan bahwa masyarakat yang memiliki kehidupan seks juga harus bertanggung jawab di tengah pandemi.

Pertama adalah kejujuran. Beberapa pertanyaannya adalah bagaimana risikonya? Termasuk tingkat infeksi di komunitas, kemungkinan eksposur yang bergantung pada perilaku, dan kemungkinan mengalami gejala serius. Kemudian seberapa nyaman dengan risiko?

Seberapa besar keinginan Anda untuk menegakkan protokol khusus dan strategi pengurangan risiko? Lalu, ketika ingin melibatkan orang lain, Anda perlu mempertimbangkan seberapa nyaman mereka dengan perilaku dan sikap Anda tentang masalah tersebut.

Pada dasarnya, apa toleransi Anda terhadap risiko? Jika Anda lalai tentang pedoman COVID-19 sementara calon pasangan lebih ketat, keduanya mungkin bukan pasangan yang cocok.

Smarter Hookups juga membagi setiap orang yang berinteraksi menjadi tiga tingkat yang berbeda. Level 1 adalah grup yang paling intim, teman sekamar dan kekasih, mereka yang memiliki kemungkinan penularan tertinggi.

Level 2 adalah teman yang Anda temui dan rekan kerja, ini adalah risiko penularan tingkat sedang. Level 3 adalah publik yang lebih luas, mereka yang paling sedikit melakukan komunikasi.

Saat Anda berbagi perilaku yang paling menular, mulai dari berbagi udara yang sama untuk waktu yang lama, hingga berciuman dan bertukar cairan tubuh dengan Level 1, Anda perlu memiliki komunikasi yang paling terbuka dan jujur ??dengan orang-orang ini.

Sedangkan, untuk Level 2, Anda tidak harus berbagi semua yang Anda lakukan dengan orang-orang Level 1, tetapi harus tetap jujur. Jika Anda, misalnya, bermesraan dengan sekelompok orang asing, sebaiknya beri tahu Level 2 bahwa Anda adalah orang berisiko tinggi. Kemudian, pada Level 3, tanggung jawab ada pada Anda.

Ilustrasi penis.

Heboh Penis Pria 38 Tahun Ini Alami Kemerahan dan Bengkak Usai Bercinta, Ternyata....

Mengejutkannya berdasarkan hasil pemeriksaan uji sample tersebut, ditemukan adanya organisme tidak biasa pada penis pria tersebut.

img_title
VIVA.co.id
30 November 2024