Digitalisasi UMKM, Kualitas Infrastruktur Koneksi Jadi Kunci Utama

Ilustrasi transaksi digital.
Sumber :
  • Pixabay/hamonazaryan1

VIVA – Peran teknologi dalam pemulihan ekonomi seolah menjadi kunci dalam mengakselerasi transformasi berbasis digital dalam waktu relatif singkat serta membantu para pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Keberhasilan Datang dari Usaha, bukan Ilusi

Dan upaya pemerintah dalam melakukan digitalisasi ekonomi di tengah situasi pandemi COVID-19 merupakan hal yang tepat. Dengan didukung peningkatan kualitas infrastruktur, konektivitas internet, serta edukasi, khususnya kepada para pelaku usaha UMKM, maka pemulihan ekonomi nasional berada di jalan yang benar.

Maka, kondisi pandemi COVID-19 dapat menjadi peluang serta momentum yang tepat untuk mengintegrasikan UMKM ke dalam ekosistem digital.

Anggaran Makan Bergizi Gratis jadi Rp 10 Ribu, PKB: Bagaimana Bisa Cukup, Serahkan ke Perempuan

Hal itu pula yang menjadi fokus pembahasan dari webinar bertajuk “Technology for Recovery” pada acara Indonesia Summit yang digelar oleh The Economist beberapa waktu lalu.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, mengatakan digitalisasi UMKM sangat diperlukan guna mendukung pemulihan ekonomi serta jadi jembatan gap terbesar dalam proses digitalisasi UMKM, yakni produk yang tidak standar.

2 Teknologi Diyakini Cocok untuk Iklim Tropis seperti Indonesia

Lebih lanjut, Bambang menyebutkan bahwa salah satu tantangan dalam melakukan digitalisasi ekonomi, termasuk UMKM, adalah kualitas konektivitas, serta infrastruktur sistem teknologi informasi yang belum merata.
 
Ia pun mengatakan bahwa infrastruktur sistem teknologi informasi telah menjadi prioritas pemerintah. Menristek mendorong perusahaan telekomunikasi untuk turut mengambil peran berinvestasi di sektor infrastruktur sistem teknologi informasi.

Baru-baru ini, pemerintah meluncurkan program ‘Konektivitas Digital 2021’, yang bertujuan, antara lain, membangun infrastruktur penunjang konektivitas digital yang menghubungkan seluruh pelosok Indonesia.
 
Tak hanya itu, Bambang juga meminta agar jasa telekomunikasi dipatok dengan tarif yang lebih rendah sehingga terjangkau oleh mayoritas warga.

Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk, Mindaugas Trumpaitis turut menyampaikan pandangannya mengenai komitmen Sampoerna yang terus mendukung UMKM di Indonesia.

""Penting agar kita memanfaatkan peluang yang muncul dari pandemi untuk bergerak maju. Dari sisi retail, kita bisa kita pergunakan momentum untuk mengadopsi teknologi secara lebih luas, baik untuk mempermudah akses konsumen maupun mempermudah operasi," jelas Mindaugas.

Menurut Mindaugas, para pemilik toko kelontong yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC), dalam melakukan transformasi digital melalui aplikasi AYO SRC.

Melalui aplikasi ini, lebih dari 130.000 pemilik toko kelontong SRC dapat melakukan banyak hal, mulai dari manajemen stok toko, hingga pemesanan barang dan pembayaran secara digital.
 
"Para pemilik toko kelontong SRC yang menggunakan teknologi ini berhasil meningkatkan pendapatan secara rerata sebesar 50 persen," kata Mindaugas.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria.

Jangan Hanya Sekadar Konsumsi Teknologi

Wamenkomdigi Nezar Patria menekankan, keberhasilan pembangunan infrastruktur harus diimbangi dengan pemanfaatan konektivitas, bukan sekadar konsumsi teknologi.

img_title
VIVA.co.id
30 November 2024