Dahsyatnya Kekacauan yang Terjadi Bila Hoax Ditelan Mentah-mentah

Ilustrasi hoax.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Penetrasi internet dan konsumsi media sosial yang meningkat di Indonesia tidak dibarengi dengan tingkat literasi, yang mana relatif masih rendah di kalangan masyarakat.

Menhub Dudy Proyeksikan Potensi Pergerakan Masyarakat pada Momen Nataru Capai 110,67 Juta Orang

Menurut data, sejak Januari 2020 hingga Januari 2021, ada sekitar 1.500 hoax mengenai COVID-19. "Bisa dibayangkan berapa kerugian dan kekacauan yang terjadi di masyarakat yang mungkin termakan oleh hoax," kata Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, Kamis, 4 Maret 2021.

Seiring penggunaan internet yang terus berkembang sangatlah penting bagi masyarakat memiliki keterampilan yang tepat guna memahami apa yang mereka konsumsi secara online.

Menko Polkam Sebut 8,8 Juta Masyarakat Indonesia Main Judi Online

Terlebih di masa pandemi COVID-19, di mana dunia digital juga dipenuhi dengan hoax, misinformasi, dan disinformasi yang berkaitan dengan dunia kesehatan, pandemi, bahkan pandangan-pandangan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan cenderung menyesatkan.

Untuk itulah situs tularnalar.id dirilis, untuk memberikan akses kepada dosen, guru, siswa dan publik yang lebih luas untuk bersama-sama belajar melawan hoax dan misinformasi. Situs tersebut diinisiasi oleh LoveFrankie & Google.org, Maarif Institute bersama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).

Genjot Digitalisasi Pendidikan RI, Arasoft Latih Guru Ubah Bahan Pelajaran Konvensional Jadi eBook Interaktif

Program ini adalah perpanjangan dari pelatihan TularNalar 26.700 guru, dosen dan guru honorer di 23 kota, tentang cara mengidentifikasi dan memerangi hoax, misinformasi serta ujaran kebencian, selain membekali mereka dengan keterampilan literasi yang relevan.

Situs tularnalar.id diharapkan bisa menjangkau publik yang lebih luas untuk bersama-sama melawan konten negatif. "Hadirnya platform pembelajaran baru ini diharapkan bisa menciptakan masyarakat yang tahu dan tanggap terhadap hoax," jelas Semuel.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Program Maarif Institute, Khelmy K Pribadi, menyebut kehadiran situs tularnalar.id adalah bentuk komitmen seluruh konsorsium untuk memperluas akses publik pada sumber pembelajaran daring yang dapat meningkatkan keterampilan literasi digital untuk melawan hoax, misinformasi, dan ujaran kebencian.

Situs tularnalar.id menyediakan materi pembelajaran yang kreatif dan interaktif, yang mana dilengkapi modul, video, dan kuis-kuis menarik dengan sumber rujukan yang jelas. Pengelolaan media sosial yang tepat juga menjadi bagian dari laman ini.

Pengguna juga bisa mengakses berbagai video pembelajaran, artikel dan kuis-kuis tentang internet, kesehatan masyarakat termasuk rencana pembelajaran yang bisa didapatkan dari laman itu.

"Sembari mengakses laman, para pengguna laman juga bisa berinteraksi dengan kolega dan memberikan ide-ide masing-masing dalam mencermati media sosial yang belakangan dibanjiri informasi salah, berita bohong dan sebagainya," ujar Khelmy.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya