Komet Aneh Tiba-tiba Muncul, Peneliti Gempar

Benda luar angkasa / satelit / asteroid / komet.
Sumber :
  • Dailyhunt

VIVA – Baru-baru ini para peneliti yang menggunakan Teleskop Hubble, yang dijalankan Badan Luar Angkasa Eropa (ESA) bersama Badan Antariksa dan Penerbangan AS (NASA), telah mendeteksi objek yang tampak seperti komet di Tata Surya, di mana komet biasanya tidak terlihat.

Lindungi Perjalanan di Libur Nataru, Jasaraharja Putera Gandeng 616 Tempat Wisata

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan The Astronomical Journal, mereka mengungkapkan keberadaan komet di dekat pita asteroid Jupiter dalam waktu yang lama. Asteroid yang dikenal sebagai Trojan ini kerap berada di dekat Jupiter.

Batuan luar angkasa itu mengorbit Matahari tapi juga dikendalikan oleh kekuatan gravitasi Jupiter. Sekarang, sebuah komet telah bergabung dengan grup tersebut, menurut laman BGR, Rabu, 3 Maret 2021.

Tak Lagi Bosan! Ini 7 Kegiatan Menarik saat Perjalanan Naik Kereta

Jupiter sering kali disebut sebagai Raja Tata Surya, karena raksasa gas itu telah melindungi planet-planet di bagian dalam dari asteroid yang berpotensi berbahaya, menariknya ke orbit centris Matahari dan mencegahnya melakukan perjalanan lebih dalam ke Tata Surya.

Pengaruhnya tidak terbatas pada asteroid saja. Seperti yang sekarang kita lihat objek mirip komet terlihat ada di sana. Sepertinya Jupiter memang pandai menarik semua jenis benda.

Jelang Nataru, Jasaraharja Putera Catat Ada Lonjakan Peserta Asuransi Perjalanan

NASA kemudian menjelaskannya di dalam sebuah posting blog bahwa objek tersebut diyakini sebagai jenis benda es yang disebut Centaur, yang biasanya terlihat berlayar di sekitar Jupiter dan Neptunus. Ketika dipanaskan oleh Matahari maka es tersebut menyublim dan memberi mereka penampilan yang lebih mirip komet.

"Ini cukup menarik karena Anda benar-benar bisa menangkap pemandangan Jupiter yang melemparkan objek ini dan mengubah perilaku orbitnya kemudian membawanya ke sistem bagian dalam," kata peneliti John Hopkins.

Menurutnya, Jupiter mampu mengontrol apa yang terjadi dengan komet begitu mereka masuk ke sistem kemudian mengubah orbitnya. Dengan mengamati pergerakannya saat ini, para peneliti juga dapat memperkirakan perjalanan masa lalu serta masa depan objek di sana.

Tapi berbeda untuk komet satu ini yang telah diberi nama LD2. Hopkins bersama para peneliti lainnya mensimulasikan gerakan komet di masa depan menunjukkan bahwa komet itu akan terlempar keluar dari Tata Surya, meski hal itu tidak akan terjadi dalam kurun waktu sekitar 500 ribu tahun lagi.

Prof. Dr. dr. Irma Bernadette S. Sitohang, Sp. D.V.E., Subsp. D.K.E., FINSDV, FA

Hari Ibu: Peneliti Wanita Indonesia Jadi Dokter Pertama Raih NAOS Ecobiology International Award di Prancis

Indonesia diwakili oleh Prof. Dr. dr. Irma Bernadette S. Sitohang, Sp. D.V.E., Subsp. D.K.E., FINSDV, FAADV. Dia terpilih sebagai pemenang penerima penghargaan NAOS.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024