Microsoft Bangun Data Center di Indonesia
- Microsoft
VIVA – Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS), Microsoft, mengumumkan membuka pusat data regional (data center region) pertamanya di Indonesia. Hal ini untuk menghadirkan layanan komputasi awan (cloud computing) serta membuat bisnis memiliki akses lebih cepat dan kemampuan menyimpan data di dalam negeri.
"Kami mengumumkan peluncuran Azure Datacenter region di Indonesia untuk melayani kebutuhan pusat data nasional dari Sabang sampai Merauke. Dari Indonesia untuk dunia," kata Direktur Utama Microsoft Indonesia, Haris Izmee, dalam acara DevCon 2021: Accelerating Indonesia’s Digital Economy, Kamis, 25 Februari 2021.
Menurutnya, Azure Datacenter region di Indonesia akan memiliki beberapa availability zone, di mana di setiap zona akan memiliki satu atau lebih pusat data dengan lokasi fisik yang berbeda serta memiliki sumber energi pendinginan dan jaringan yang mandiri untuk melindungi data pengguna.
Pembangunan infrastruktur data center, menurut Haris, sangat dibutuhkan utnuk mempercepat adopsi teknologi digital di berbagai industri di Tanah Air. Sementara itu, Kepala Eksekutif Microsoft, Satya Nadella, menyebut Azure menawarkan kecepatan, skalabilitas, keamanan pusat data, dan kinerja kelas dunia.
“Kami berkomitmen jangka panjang untuk mendukung pertumbuhan digital Indonesia. Pengumuman ini adalah investasi paling signifikan dalam kurun waktu 26 tahun kehadiran kami di sini. Azure Datacenter region didukung pemerintah, institusi pendidikan, rekan bisnis, pelaku bisnis startup, pengembang TI hingga mahasiswa dan pelajar," tutur Satya.
Untuk memastikan semua orang dapat memanfaatkan peluang digital di masa depan, Microsoft akan terus mendukung digital skilling untuk menambah pelatihan bagi 3 juta masyarakat sekaligus memberdayakan lebih dari 24 juta masyarakat hingga akhir 2021.
Dengan adanya pusat data wilayah baru ini, maka Indonesia akan bergabung dengan infrastruktur cloud computing terbesar di dunia, di mana ada lebih dari 60 wilayah pusat data (data center region) yang saat ini diumumkan. "Kami ingin membantu pemerintah menciptakan peluang ekonomi inklusif di era digital," ungkap Satya.