Peneliti: Kopi Tidak Menyebabkan Gangguan Tidur
- Pixabay/acekreations
VIVA – Beberapa orang meminum kopi agar tetap terjaga, sedangkan yang lain hanya karena mereka menyukainya. Selama ini orang-orang telah memperdebatkan efek asupan kafein pada tubuh selama bertahun-tahun.
Penelitian menunjukkan, bahwa minum kopi baik untuk seluruh tubuh, tidak hanya untuk memberi dorongan pada otak Anda, selama konsumsi tidak berlebihan. Tetapi, sebuah studi baru dari Swiss menyampaikan tentang efek langsung kopi pada struktur otak.
Menurut studi baru, konsumsi kafein secara teratur menyebabkan penurunan materi abu-abu, terutama di wilayah otak yang menangani memori. Namun, efek sampingnya bersifat sementara, dan tampaknya tidak memengaruhi memori.
Faktanya, berhenti minum kopi selama 10 hari tampaknya cukup untuk memulihkan volume materi abu-abu. Tim dari University of Basel melakukan penelitian untuk mengetahui efek konsumsi kopi yang rutin pada otak.
Hasil penelitian itu mengejutkan. Kafein yang dikonsumsi selama penelitian tidak mengakibatkan tidur yang buruk, namun para peneliti tetap memperhatikan perubahan volume materi abu-abu, menurut situs BGR, Senin 22 Februari 2021.
Peneliti melibatkan 20 orang muda sehat dan semuanya adalah peminum kopi. Mereka diberi tablet selama dua periode dalam 10 hari. Selama satu periode penelitian, pil tersebut mengandung kafein, lalu pada periode lain, mereka adalah plasebo.
10 dari relawan memulainya dengan kafein sebelum beralih ke plasebo, dan 10 lainnya mulai dengan plasebo dan pindah ke kafein. Para peserta meminum tiga pil pada 45 menit, 4 jam, dan 8 jam setelah bangun tidur di fase rawat jalan selama sembilan hari.
Mereka juga harus mematuhi jadwal tidur tetap, setidaknya 8,5 jam tidur malam dan tidak ada tidur di siang hari. Peserta diminta untuk tidak mengonsumsi minuman dan makanan berkafein selama fase ini.
Peneliti kemudian menemukan bahwa tidur tidak dipengaruhi oleh asupan kafein. Kedalaman tidurnya serupa, terlepas dari relawan mengonsumsi pil kafein atau plasebo.
Perbedaan yang signifikan malah ada di materi abu-abu. Setelah 10 hari mengonsumsi plasebo, volume materi abu-abu lebih besar daripada akhir periode 10 hari dengan tablet kafein. Materi abu-abu mengacu pada bagian otak yang terbuat dari tubuh sel saraf. Mereka hadir di bagian luar otak, dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi dengan tubuh.
Berbagai wilayah otak mengontrol materi abu-abu, seperti ucapan, emosi, memori, dan banyak lagi. Sebaliknya, materi putih mencakup jalur saraf, yang merupakan perluasan sel saraf yang bertindak sebagai penghubung ke daerah sistem saraf lainnya.
"Hasil kami menunjukkan bahwa konsumsi kafein tidak berdampak negatif pada otak. Tapi konsumsi kafein setiap hari ternyata memengaruhi perangkat keras kognitif kita. Harus ada penelitian lebih lanjut untuk mengetahuinya," kata ketua penelitian, Carolin Reichert.