Manusia Bisa Jelajahi Lubang Hitam, tapi Jangan Harap Bisa Kembali
- Russia Today
VIVA – Lubang hitam atau black hole hingga kini masih menjadi misteri. Untuk memecahkannya maka manusia harus menjelajah hingga ke masuk dalamnya. Tapi harus diingat, bagi mereka yang akan melakukannya jangan berharap untuk bisa kembali.
Ketika sudah masuk lubang hitam, mereka tidak harus melaporkan temuan tersebut kepada siapa pun di seluruh alam semesta. Para ilmuwan mengatakan lubang hitam adalah salah satu objek astrofisika paling melimpah di alam semesta, seperti dilansir dari laman Science Alert, Kamis, 4 Februari 2021.
Baca: Lubang Hitam Menghilang, NASA Jadi Waswas
Objek menarik ini tampaknya menjadi unsur penting dalam evolusi alam semesta, tentu sejak periode Big Bang hingga kini. Lubang hitam mungkin berdampak pada pembentukan kehidupan manusia di galaksi seperti sekarang.
Alam semesta dipenuhi dengan berbagai jenis black hole. Mereka bervariasi, berdasarkan ukuran dan muatan listrik seperti halnya elektron atau proton dalam atom. Bahkan, beberapa lubang hitam memiliki kondisi berputar.
"Yang pertama tidak berputar secara elektrik netral (tidak bermuatan positif atau negatif dan memiliki massa Matahari). Jenis yang kedua adalah lubang hitam supermasif dengan massa jutaan hingga miliaran kali lebih besar dari Matahari," demikian pernyataan resmi para ilmuwan.
Selain perbedaan massa antara kedua jenis lubang hitam, perbedaan lainnya adalah jarak dari pusatnya ke event horizon. Black hole event horizon adalah titik tanpa adanya jalan kembali. Apapun yang melewati titik ini akan ditelan olehnya dan lenyap selamanya dari alam semesta.
Gravitasi lubang hitam begitu kuat sehingga tidak ada gaya mekanis yang dapat mengatasi atau menangkalnya. Bahkan cahaya sekali pun, benda yang bergerak paling cepat di alam semesta, juga tidak dapat melarikan diri dari incaran black hole.
Ukuran event horizon tergantung pada massa lubang hitam dan merupakan kunci bagi seseorang untuk bertahan hidup jika jatuh ke dalamnya. Untuk lubang hitam bermassa Matahari, event horizon akan memiliki radius kurang dari 3,2 kilometer.
Sebaliknya, lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bima Sakti memiliki massa kira-kira 4 juta massa Matahari, dan memiliki radius event horizon 7,3 juta mil atau 17 jari-jari Matahari. Dengan demikian, seseorang yang jatuh ke lubang hitam ukuran bintang akan menjadi lebih dekat ke pusat lubang hitam sebelum melewati event horizon.