Syahwat Amerika ke Bulan Harus Ditunda

Ilustrasi misi ke Bulan.
Sumber :
  • Fortune

VIVA – Badan Penerbangan dan Antariksa atau NASA pada pekan lalu diam-diam menunda dua kontrak kendaraan berawak. Mereka memindahkan garis finish untuk mundur dua bulan dari targetnya ke Bulan pada 2024 yang sudah ditetapkan pada masa kepemimpinan Presiden AS Donald Trump.

Harga Emas Hari Ini 23 Desember 2024: Produk Global Bervariasi, Antam Tak Berubah

Dana yang mereka dapatkan dari Kongres AS tidak mencukupi untuk merealisasikan misi mereka untuk ke Bulan dalam waktu dekat. Sementara itu, pemerintahan AS yang baru di bawah Presiden Joe Biden masih berfokus pada masalah-masalah nasional yang lebih mendesak.

Baca: NASA Tahu Kapan Matahari Tutup Usia

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp 16.153 Per Dolar AS Terdorong Hal Ini

Tahun lalu, SpaceX yang dipimpin Elon Musk, Blue Origin milik Jeff Bezos dan Dynetics milik Leidos, memenangkan dana awal gabungan sebanyak US$967 juta atau Rp13,5 triliun untuk mengembangkan konsep sistem pendaratan manusia di Bulan.

Ini adalah upaya pertama NASA untuk membelanjakan uang agar pendaratan astronot di satelit alami Bumi itu lancar. Langkah tersebut dilakukan kembali sejak Program Apollo pada 1970, seperti dikutip dari situs The Verge, Senin, 1 Februari 2021.

Menlu AS Sebut Israel Tidak Perlu Menduduki Wilayah Gaza Selamanya

NASA mengatakan kepada tiga kontraktor tersebut bahwa perpanjangan kontrak pengembangan mereka diperlukan, di mana tanggal yang terbaru pada 30 April. Sedangkan kontrak sebelumnya pada akhir Februari.

Penundaan ini sudah diramalkan akan terjadi. Sebab, pengeluaran yang disahkan Kongres AS untuk NASA pada Desember 2020 sebesar US$850 juta atau Rp12 triliun. Dana tersebut jauh dari yang mereka minta, yaitu sebesar US$3,2 miliar (Rp45 triliun), yang akan mereka pakai untuk Misi Artemis.

Alasan lain dari penundaan misi ke Bulan adalah karena Presiden AS Joe Biden lebih fokus pada perubahan iklim dan mengekang pandemi COVID-19. NASA menyebut penundaan ini akan memberikan lebih banyak waktu untuk mengevaluasi proposal dan menjaga kemampuan untuk transisi yang mulus dari fase pengembangan.

Pemerintahan Joe Biden belum merilis kebijakan luar angkasa dan memilih Administrator NASA yang baru. Jim Bridenstine, administrator NASA di masa Pemerintahan Donald Trump, resmi menanggalkan jabatannya saat hari pelantikan Joe Biden dan Kamala Harris sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS. Posisinya diganti sementara oleh Steve Jurczyk.

Sebelumnya, Trump memerintahkan Bridenstine untuk memimpin NASA pada September 2017, tetapi hal tersebut masih jadi perdebatan dan Senat AS tidak menyetujuinya hingga April 2018. Ia adalah kepala NASA ke-13 dan orang pertama yang memimpin badan tersebut setelah bertugas di kantor terpilih.

Uang dolar AS dan rupiah.

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.180 per Dolar AS

 Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat pada perdagangan Selasa pagi, 24 Desember 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2024