NASA Tahu Kapan Matahari Tutup Usia

Gerhana Matahari Cincin.
Sumber :
  • www.bmkg.go.id

VIVA – Matahari adalah detak jantung Tata Surya, yang sudah memancarkan energinya selama 4,5 miliar tahun. Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa atau NASA menegaskan bahwa suatu saat nanti energi Matahari akan habis. Pada saat itulah Bumi tidak lagi dapat dihuni.

Planet Kontroversial Ditemukan

Para ilmuwan NASA mengatakan bahwa suatu hari nanti Matahari akan berubah menjadi raksasa merah atau bintang yang sekarat pada tahap akhir evolusinya, dikutip dari situs Express, Rabu, 20 Januari 2021.

Pada titik ini Matahari akan kehabisan hidrogen, kemudian mulai membesar dan mendingin seperti balon yang mengembang. NASA memperkirakan raksasa merah itu akan 2.000 kali lebih terang dari Matahari saat ini.

Eksplorasi Berbagai Kemungkinan Sosok Manusia dalam Figure A

Akan tetapi, yang lebih mengkhawatirkannya lagi adalah bintang yang mengembang kemungkinan akan menelan planet terdalam atau yang dekat dengannya seperti Merkurius dan Venus. Bumi akan tetap berada di luar jangkauan Matahari, namun panasnya cukup untuk menghanguskan satu-satunya planet yang dihuni manusia ini.

"Air dan atmosfer di Bumi akan mendidih, sehingga tidak menyisakan apa pun selain batu hangus dan tak bernyawa," kata Ilmuwan NASA, Kelly Whitt. Sementara Planet Mars akan membutuhkan waktu untuk memanas. Tapi pada akhirnya, Mars akan menjadi planet yang tidak layak huni bagi manusia.

Indonesia Pushes for New Gas Fields to Achieve Energy Self-Sufficiency

Whitt mengaku tempat yang paling cocok untuk manusia adalah Bulan-Bulan yang ada di Planet Jupiter dan Saturnus. Namun ini hanya solusi sementara, karena gaya gravitasi raksasa merah di Tata Surya akan jauh lebih lemah daripada Matahari. Kemudian, orbit bintang yang ditetapkan planet bisa terganggu.

Fase ini bisa berlangsung selama satu miliar tahun, atau sampai Matahari melepaskan gas dan membentuk apa yang disebut nebula planet. Pada tahap ini gas bintang akan menghilang ke angkasa dan meninggalkan inti bintang atau katai putih. Kabar baiknya adalah semua ini tidak akan terjadi dalam kehidupan manusia.

Matahari baru setengah jalan dari siklusnya, ungkap Whitt. Jantung Tata Surya itu tidak akan memasuki kematiannya hingga lima miliar tahun ke depan.

"Bintang kita akan terbakar sekitar 9 atau 10 miliar tahun lagi. Jadi Matahari baru menjalani setengah jalan hidupnya. Jangan khawatir. Masih ada lima miliar tahun lagi," tegas dia.

Ilustrasi angin Matahari.

Utusan Bumi Berada Paling Dekat dengan Matahari pada Malam Natal

Utusan Bumi berada paling dekat dengan Matahari pada malam Natal.

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2024