Pakai Teknologi Baru, Sumber Listrik Ini Lebih Ramah Lingkungan
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Indonesia sudah memasuki era kendaraan listrik, di mana beberapa tahun lagi sebagian dari mobil dan motor yang dijual diharapkan sudah beralih ke energi yang ramah lingkungan.
Hal ini akan membuat permintaan daya listrik menjadi lebih tinggi, dan Perusahaan Listrik Negara harus punya solusi untuk memaksimalkan pembangkit listrik yang ada saat ini.
Pembangkit Listrik Energi Uap yang menggunakan batubara masih menjadi pemasok utama listrik nasional. Cara ini juga terus jadi andalan banyak negara.
Pandangan bahwa PLTU adalah sumber dari polusi yang ada di dunia, tidak lagi beralasan. Sebab, sudah ada teknologi canggih yang bisa mengatasi hal tersebut, yakni Ultra Super Critical.
Pada prinsipnya, USC bekerja dengan menaikkan kemampuan dari boiler yang digunakan oleh pembangkit. Dengan bekerja pada suhu yang lebih tinggi, maka hasil pembakaran jadi lebih optimal dan emisi yang dikeluarkan berkurang cukup signifikan.
"Bagi PLN saat ini, telah mempertegas bahwa batubara dinilai sebagai bahan bakar energi bagi pembangkit yang sangat efisien," ujar Ketua Indonesia Mining and Energy Forum, Singgih Widagdo melalui keterangan resmi, Jumat 8 Januari 2021.
Singgih menjelaskan, adanya kemampuan USC pada pembangkit listrik juga menjadi pertimbangan bank pendanaan. Sehingga, bisa dipastikan bahwa keberadaan PLTU saat ini sudah ramah lingkungan.
“Dari kondisi saat ini, batubara tentu tetap sebagai pilihan yang strategis,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi. Menurutnya, penggunaan batubara masih sangat relevan hingga tahun-tahun ke depan. Apalagi, persediaannya di Indonesia masih banyak.
Fahmy menjelaskan, bahwa saat ini sudah banyak teknologi yang bisa dipakai untuk menghilangkan sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit.
“Teknologi-teknologi itu sudah ada dipakai dan terbukti lebih ramah lingkungan. Saya kira PLN punya komitmen untuk itu,” jelasnya.
Sementara itu, anggota Komisi VII DPR RI, Kardaya Warnika mengatakan bahwa emisi pada pembangkit listrik tidak bisa dihindari. Meski demikian, sudah ada teknologi yang mampu menekan emisi tersebut agar lebih rendah.
“Ada teknologi yang bersih untuk menekan emisinya, agar bisa lebih rendah,” ungkapnya.