Meteor Hantam Bumi, Ledakannya Setara 9,5 Kiloton TNT
- www.space.com/Ian Forsyth/Getty
VIVA – Sepotong kecil materi berupa meteor menabrak atmosfer Bumi pada 23 Desember 2020. Fenomena spektakuler ini terjadi di Nanqiang, China Selatan yang mengubah cahaya fajar menjadi lebih terang.
Melansir dari laman Express, Jumat, 8 Januari 2021, analisa mengungkapkan bahwa batu ruang angkasa kecil itu berukuran kira-kira tiga meter dan menghasilkan ledakan di langit yang setara dengan 9,5 kiloton TNT. Penelitian juga mengungkapkan meteor menghantam atmosfer Bumi dengan kecepatan 13,6 kilometer per detik, atau lebih dari 48 ribu kilometer per jam.
Baca: Bulan Terbentuk dari 60 Persen Atmosfer Bumi
"Tanggal 23 Desember 2020 pukul 07.23 waktu setempat, bola api terang terlihat terbang di atas Nanqiang, China Selatan. Itu adalah sepotong materi luar angkasa. Bola api disebabkan oleh meteor yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi dan menerangi sekitarnya," demikian keterangan resmi International Meteor Organisation (IMO).
Bola api disebabkan oleh meteor atau batuan ruang angkasa kecil yang menghantam atmosfer Bumi. Ini pertama kalinya batuan luar angkasa menghadapi hambatan di udara, mendorongnya terpisah dan menyebabkan ledakan.
“Bola api adalah meteor yang tampak lebih terang dari biasanya. Karena kecepatan mereka saat menghantam atmosfer Bumi maka fragmen yang lebih besar dari satu milimeter memiliki kemampuan untuk menghasilkan kilatan terang saat mereka menembus langit," ungkap IMO.
Bola api kerap menimbulkan rasa takut dan kagum bagi orang yang menyaksikannya. Bola api paling terkenal dalam sejarah modern adalah ketika sebuah meteor menghantam Chelyabinsk, Rusia pada 2013. Ledakan yang disebabkan oleh meteor tersebut tingginya mencapai 20 meter. Begitu dahsyat hingga memecahkan jendela di seluruh kota dan melukai lebih dari 1.000 orang.