Erick Thohir: BUMN Harus Terus Pelajari Model Bisnis Baru Era Digital

Menteri BUMN Erick Thohir.
Sumber :
  • Dok. AMSI

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan pandemi COVID-19 mengubah model bisnis, Karena itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus mempelajari model bisnis baru tersebut.

Erick Thohir Minta FIFA dan AFC Tak Kabulkan Keinginan Bahrain untuk Pindah Venue di Luar Indonesia

“Saya tekankan kepada direksi BUMN bahwa model inovasi bisnis baru harus dipelajari dan membangun kerja sama  dengan swasta, UMKM dan pemerintah daerah,” Erick, saat memberikan pidato kunci di Indonesia Digital Conference (IDC) 2020, yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) secara virtual, Rabu, 16 Desember 2020.

Ia juga menekankan BUMN perlu mengembangkan big data dan artificial intelligence (AI) bekerja sama dengan universitas. “BUMN harus kembali bekerja sama bidang penelitian dan pengembangan bersama universitas-universitas. Karena, universitas itulah pusatnya riset,” katanya, menambahkan.

Sinergi atau Persaingan? Pembentukan Danantara dan Posisi Kementerian BUMN di Masa Depan

Erick berharap dengan kerja sama ini transformasi dan inovasi terjadi sehingga ekosistem digital terbentuk pada 2024. Ia mengatakan sebelum pandemi COVID-19 telah mensosialisasikan kepada seluruh direksi lima pilar BUMN, yang di antaranya membangun kerja sama dan sinergi dengan perguruan tinggi.

“Inovasi dan teknologi adalah kunci,” ujar dia. Pandemi memberi dampak besar tidak hanya pada sektor swasta, tapi juga BUMN. Sembilan puluh persen BUMN terdampak pandemi, sehingga Kementerian BUMN mereview kembali strategi 2021 untuk melindungi BUMN strategis.

Erick Thohir Tunjuk Maya Watono Jadi Direktur Utama InJourney

“Terpenting transparansi, akuntabilitas, restrukturisasi dan realiament, serta portofolio. Ini yang membuat BUMN dapat berkelanjutan dan bisa lari dengan cepat,” papar Erick.

Menteri BUMN mengaku telah memperbaiki sistem pelayanan BUMN. Ia mencontohkan meminta PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN untuk menekan subsidi yang salah sasaran dan pencurian listrik. Kementerian BUMN juga memberikan perhatian terhadap pembiayaan bagi usaha mikro kecil (UMK).

“Jangan sampai yang kecil mendapatkan bunga mahal, dan yang besar bunganya murah,” tegasnya. Begitu pula dengan meningkatkan pelayanan nasabah perbankan melalui tabungan digital yang dilakukan Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara).

Erick menjelaskan subsidi bunga telah berjalan dengan membantu para pelaku UMKM agar mendapatkan bunga  rendah, perluasan jaminan kredit dan terus meningkatkan pembiayaan UMKM. “Selanjutnya, bagaimana membangun sinergitas Himbara, Pegadaian dan PNM,” ujar dia.

BUMN yang lainnya seperti BRI, kata Erick, meluncurkan www.pasar.id dengan mempertemukan pedagang dan pembeli untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dan keberpihakan kepada pelaku usaha kecil. Ia meyakini inovasi digitalisasi di BUMN tidak hanya meningkatkan daya saing BUMN sendiri, tapi meningkatkan pelayanan masyarakat.

Erick menekankan merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu penting bagi BUMN meningkatkan daya saing bisnis dengan melakukan inovasi dan transformasi teknologi agar dapat memberikan dividen yang besar kepada pemerintah.

“Tapi tidak lupa meningkatkan pelayanan kepada publik, memastikan keberpihakan kepada yang kecil dan terus mendukung program pemerintah,” ujarnya, menegaskan. IDC AMSI 2020 mendapat dukungan sponsor dari Telkomsel, BNI, BRI, PLN, BTN, Bank Mandiri, Astra, Gojek, Pertamina, dan Astra Honda Motor (AHM).

IDC 2020 juga mendapat dukungan dari 14 kampus masing-masing Universitas Mulawarman (Samarinda), Universitas Islam Malang (Malang), Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah (Surakarta), Prodi Ilmu Komunikasi FIS Universitas Negeri Gorontalo (Gorontalo), dan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry (Aceh).

Kemudian, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, FISIP Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, FIKOM Universitas Prof. Dr. Moestopo-Beragama, Politeknik Negeri Media Kreatif, Universitas Pelita Harapan (UPH), IISIP, serta Universitas Tarumanegara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya