Ilmuwan Temukan Superbolt, Petir Ekstrem yang 1.000 Kali Lebih Terang
- Futurity.org
VIVA – Ilmuwan baru saja mendeteksi petir yang ekstrem, yang mereka sebut dengan Superbolt, karena memiliki sinar 1.000 kali lebih terang dari sambaran petir yang biasa kita temukan.
Dilansir dari situs Science Alert, Selasa, 24 November 2020, pengamatan yang dilakukan Laboratorium Nasional Los Alamos, Amerika Serikat (AS) ini menggunakan satelit untuk melakukan pengukuran terhadap petir ekstrem tersebut.
Hasil dari studi itu mengharuskan ilmuwan mempelajari kembali Superbolt dan dari mana mereka berasal. Peneliti Michael Peterson mengatakan, mereka ingin melihat apa sebenarnya Superbolt itu.
"Ini tentang seberapa besar dan seberapa bersinarnya mereka. Superbolt pertama kali terdeteksi tahun 1970-an, yang digambarkan sebagai penerangan yang melampaui 100 kilatan petir atau lebih," ujarnya.
Sejak itu, Superbolt menjadi perdebatan karena pengukuran yang mereka lakukan dilakukan dengan berbagai instrumen sehingga menghasilkan studi yang bervariasi.
"Ketika Anda melihat kilatan petir dari luar angkasa, itu akan terlihat redup karena awan menghalangi sebagian cahaya," jelas Peterseon tentang bagaimana pengukuran dengan satelit bisa menghasilkan variasi yang berbeda dengan instrumen di darat.
Peterson bersama rekannya, Erin Lay menganalisis data yang dikumpulkan Geostationary Lightning Mapper NASA, detektor yang ditempelkan di satelit cuaca dan dikirim ke orbit untuk merekam kilatan petir pada siang dan malam, di langit Amerika dan lautan di sekitarnya.
Tidak seperti sistem pemantauan yang ada di darat yang mendeteksi gelombang radio, GLM mengukur kecerahan total petir di dalam dan di antara awan, serta petir yang menyambar ke tanah.
Peneliti menyisir data selama dua tahun, mencari sambaran petir yang bersinar 100 kali lebih terang dari petir biasa yang terdeteksi dari luar angkasa. Kemudian mereka menemukan dua juta peristiwa Superbolt, satu dari 300 peristiwa petir.
Superbolt paling kuat menghasilkan daya lebih dari 350 gigawatt. Hasil studi juga menunjukkan petir ekstrem ini sering muncul di atas lautan dan menghasilkan megaflash, membentang ratusan mil secara horizontal, dari ujung ke ujung.
Studi ini masih terus berlanjut. Ilmuwan atmosfer masih harus membandingkan pengukuran dari berbagai instrumen yang ada di darat maupun yang mengorbit, untuk memahami perbedaannya dan mengelompokkan Superbolt.