Selamatkan Anak-anak dari Konten Negatif Media Sosial
- Pixabay/ StarupStockPhotos
Perkumpulan Nasional untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Anak (NSPCC), sebuah organisasi amal di Inggris, menilai mesti ada peraturan yang mengharuskan perusahaan teknologi memikirkan dampak media sosial terhadap anak.
"Selama lebih dari satu dekade, keselamatan anak belum dianggap sebagai bagian dari sistem bisnis inti perusahaan teknologi besar," kata Andy Burrows, kepala bidang kebijakan internet untuk keselamatan anak di lembaga itu.
"Sistem dalam aplikasi mereka justru mendorong anak yang rentan, yang ingin bunuh diri, atau yang ingin melukai diri sendiri, untuk menonton lebih banyak konten sejenis itu," ujar Burrows.
Pahami dan hapus
Baru-baru ini, video seorang laki-laki muda yang bunuh diri diunggah ke Facebook. Rekaman itu kemudian menyebar ke media sosial lain, termasuk TikTok. Video itu bertahan dan dapat disaksikan selama berhari-hari.
TikTok mengakui bahwa pengguna media sosial akan lebih terlindungi jika perusahaan seperti mereka bekerja sama lebih erat.
Tapi Ruth berpandangan, perusahaan media sosial seharusnya tidak diizinkan untuk mengawasi diri mereka sendiri.
Ruth berkata, beberapa materi yang diakses putrinya enam tahun lalu saat ini masih bisa disaksikan. Dengan mengetik kata tertentu ke Facebook atau Instagram, konten itu akan muncul.
Pekan lalu Facebook mengumumkan upaya memaksimalkan sistem otomatis untuk mengenali dan menghapus konten berisi aktivitas melukai diri sendiri dan bunuh diri. Alat itu akan diaplikasikan ke Instagram.