Begini Nasib Huawei saat Joe Biden Menjabat Jadi Presiden AS

Huawei.
Sumber :
  • YouTube

VIVA – Joe Biden dipastikan menang dalam pertarungan menuju kursi nomor satu di Amerika Serikat. Namun, bagaimana nasib teknologi China di sana setelah dia menjabat?

ICC Perintahkan Penangkapan PM Israel, Biden Tegaskan AS Akan Lindungi Netanyahu

Hubungan China dan Amerika Serikat sempat memanas beberapa waktu lalu. Salah satunya, karena Huawei masuk dalam daftar hitam perdagangan sejak tahun lalu.

Sejumlah pelaku industri dan ahli mengatakan, kemungkinan Biden akan berbeda dengan presiden sebelumnya, Donald Trump. Dia akan membawa beberapa strategi yang lebih luas untuk urusannya bersama pemerintah China.

ICC Rilis Surat Perintah Penangkapan Netanyahu, Begini Reaksi Joe Biden

"Saya pikir Biden akan tetap tegas di China, namun sedikit lebih strategis dalam pemikirannya dan dia akan melihat lebih strategis hubungan apa yang kita inginkan dengan China," ujat mantan negosiator perdagangan Kantor Perwakilan Dagang AS, Orit Frenkel, dilansir dari laman Nikkei Asia Review, Senin 9 November 2020.

Dia menyatakan, jika kebijakan yang diambil Trump selama ini, termasuk kenaikan tarif, telah merusak jaminan pada perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat.

Presiden Joe Biden 'Menghilang' saat Sesi Foto Bersama KTT G20 di Brasil

Selain itu, kemungkinan lainnya persaingan kedua negara di bidang teknologi kemungkinan akan jauh lebih tinggi lagi di bawah kepemimpinan Biden. Amerika akan terus melihat kemampuan teknologi yang dikembangkan China.

"Biden ingin membawa lebih banyak rantai pasokan kembali ke Amerika Serikat. Ini Cara untuk membangun kembali ekonomi AMerika. Dia tidak akan menjadi draconia seperti Trump selama ini," ungkap Wakil Presiden dan Direktur Studi Brookings Institution, Darrel West.

Larangan Huawei berbisnis dengan perusahaan di Amerika Serikat sudah berlangsung selama setahun terakhir ini. Perlakuan tersebut juga membuat Bos Huawei, Richard Yu buka suara.

Dalam kata penutupan saat peluncuran Huawei Mate 40 Series Oktober lalu, Yu menyatakan jika larangan AS tidak adil.

"Kami menderita karena larangan di putaran ketiga dari pemerintah Amerika. Larangan ini tidak adil bagi kami," kata dia.

Baca juga: Mulai Januari Donald Trump akan Jadi Netizen Biasa

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya