Data Pribadi Pengguna Dibobol, Cermati.com Langsung Minta Aktifkan Ini

Hacker
Sumber :
  • BusinessBlogs Hub

VIVA – Data pribadi pengguna layanan pinjaman online Cermati.com diretas dan dijual di situs dark web bersama 17 perusahaan lainnya. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 2,9 juta data pribadi berhasil diakses.

5 Cara Hapus Data Pribadi di Aplikasi Pinjol

Menanggapi hal itu, Co-founder Cermati.com, Andhy Koesnandar, meminta pengguna mengaktifkan fitur keamanan two-factor authentication.

"Untuk meningkatkan keamanan maka kami mewajibkan semua pengguna untuk melakukan two-factor authentication ketika log-in untuk mencegah akses yang tidak seharusnya kepada akun yang terkait," ungkap dia kepada VIVA Tekno, Senin, 2 November 2020.

Gandeng Kejagung, BTN Pastikan Lindungi Data Pribadi Nasabah

Baca: Perusahaan Indonesia Masuk Daftar 17 Perusahaan yang Dibobol Hacker

Andhy juga mengaku kalau dirinya sudah mendeteksi ada akses tidak sah pada platform yang mengandung data dari sebagian pengguna Cermati.com. Selain meminta pengguna melakukan pengamanan terhadap akunnya, layanan pinjaman online itu juga telah melakukan sejumlah langkah lain.

Tingkatkan Kualitas Pemahaman dan Kompetensi Diri, Mitra Pengemudi Ikuti Seminar Driver Academy

Salah satunya melakukan investigasi dan menghapus akses yang tidak sah agar data pengguna tetap aman. Kemudian, bekerja sama dengan lembaga pemerintahan termasuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

"Bekerja sama dengan ahli keamanan informasi eksternal independen untuk membantu meningkatkan keamanan Cermati.com secara menyeluruh," ungkapnya.

Menurut laporan Bleeping Computer, sebanyak 2,9 juta data pribadi pengguna cermati.com yang dijual oleh peretas atau hacker.

Data pribadi yang disebarluaskan antara lain email, password bcrypt, alamat, telepon, nomor rekening bank hingga NPWP. Tak lama setelah informasi kebocoran data pribadi maka pengguna cermati.com langsung mendapat email pemberitahuan tersebut.

Sebagai informasi, total ada 34 juta data pribadi pengguna yang dicuri dari 17 perusahaan. Harga data pribadi ini berkisar antara US$500 (Rp7,2 juta) sampai US$100 ribu (Rp1,45 miliar).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya