Elon Musk Jadi Calon Juru Kampanye Coronavirus
- The Atlantic
VIVA – Elon Musk menjadi calon juru kampanye iklan soal Coronavirus untuk pemerintah Amerika Serikat. Pejabat setempat memasukkan 250 orang, termasuk Bos SpaceX itu untuk membantu presiden yang akan membantu negara.
Program itu kabarnya didanai oleh pajak dan senilai US$300 juta. Tujuannya mengalahkan keputusasaan dan menginspirasi harapan atas pandemi COVID-19, seperti dilansir dari The Verge, Jumat, 30 Oktober 2020.
Laporan ini cukup mengejutkan, sebab Musk beberapa kali melontarkan pendapat unik soal COVID-19. Mulai dari skeptis soal penempatan shelter, menyebarkan laporan mendiskreditkan virus, hingga mempertanyakan soal orang-orang yang panik akan virus tersebut.
Kabarnya, pencalonan Musk jadi duta COVID-19 masih ditunda oleh pemerintah Trump. Ini karena CEO Tesla itu pada 2018 mengklasifikasikan dirinya menjadi setengah pendukung partai Demokrat dan setengah Republik.
Pada tahun yang sama, Musk pernah mengunggah tweet menyatakan dirinya bukan konservatif.
"Saya terdaftar sebagai independen dan moderat politik. Bukan berarti saya moderat untuk semua masalah. Masalah kemanusiaan sangat penting bagi saya dan saya tidak mengerti kenapa mereka tidak penting bagi semua orang," tulisnya saat itu.
Musk juga pernah menyatakan tentang posisi yang dipilih Trump. Dia telah mundur dari dua jabatan dewan  penasehat setelah presiden mengumumkan pengunduran diri Amerika Serikat pada perjanjian iklim Paris.
Juru kampanye COVID-19 Amerika Serikat ini berisi sejumlah selebriti dan tokoh dari Silicon Valley. Daftarnya mulai dari Sean Penn, JayZ, Beyonce, Josh Ostrovsky hingga Cardi B.
Namun seluruh nama itu belum ada yang pasti menjadi duta COVID-19 Amerika Serikat. Mereka dibagi dalam beberapa kategori, misalnya JayZ masuk di daftar 'Mungkin' dan Beyonce dengan jawaban 'tertunda'.