Mantan Bos Bukalapak Bicara soal Telkom dan Netflix

Fajrin Rasyid, pendiri Bukalapak yang jadi Direktur Bisnis Digital Telkom
Sumber :
  • Blog bukalapak

VIVA – Pengguna Telkom Group sejak Juli lalu sudah bisa mengakses Netflix, setelah sebelumnya diblokir. Lalu tiga bulan berlalu, bagaimana hubungan keduanya saat ini?

Bukalapak Bakal PHK Karyawan usai Tutup Bisnis E-Commerce

Director of Digital Business Telkom, Fajrin Rasyid menyatakan jika hubungan dua perusahaan terus berjalan baik. Sekarang, keduanya juga terus melakukan  diskusi.

"Hubungannya baik. Kami terus diskusi, terus bekerja sama," kata Fajrin, Rabu 21 Oktober 2020.

Usai Tutup E-Commerce, Bukalapak Lapor ke BEI soal Sisa Dana IPO Rp9,3 Triliun

Dia menyatakan, jika kerja sama tak hanya dengan Netflix, tapi juga bersama perusahaan teknologi lain. Menurut mantan Presiden Bukalapak itu, Telkom memiliki semangat untuk berkolaborasi bersama semua pihak.

Baca juga: Dikaitkan Sama Gojek, Begini Jawaban Telkom

CEO Bukalapak Temui Menteri Perdagangan usai Umumkan Tutup Marketplace

"Kami tidak bisa sendirian, kami perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak agar dapat sama-sama tumbuh di era digital ini," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, jika Netflix dan Telkom masih melakukan komunikasi soal konten dalam platform video-on-demand. Hal ini diungkapkan Kuasa Hukum Telkom, Muhtar Ali usai sidang Laporan Dugaan Pelanggaran praktik diskrimasi terhadap Netflix oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha, pekan lalu.

Muhtar mengungkapkan, jika anak usaha Telkom, PT Metranet dan Netflix mengatur lebih rinci syarat serta ketentuan layanan pada platfom streaming itu. Pembahasan ini juga memperhatikan pada Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).

"Censorship itu yang kami harapkan, karena Netflix sudah memberikan satu komitmen. Ini kan baru mulai, ini sambil berjalan kita berharap itu benar-benar diterapkan," jelas Muhtar.

Gedung BPS / Badan Pusat Statistik

Data BPS: Hanya 12 Persen UKM di Indonesia yang Adopsi Teknologi Digital, Ini Solusinya

Dari 64 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) di Indonesia, hanya 12 persen yang sudah mengadopsi teknologi digital secara efektif.

img_title
VIVA.co.id
24 Januari 2025