Logo BBC

Perjalanan Panjang Penemu Teori Lubang Hitam Raih Nobel Fisika

Ilustrasi lubang hitam.
Ilustrasi lubang hitam.
Sumber :
  • Durham University

Pada saat itu, Penrose tahu bahwa singularitas tidak memerlukan keadaan khusus apa pun. Di alam semesta kita, singularitas bukanlah hal yang mustahil. Ia adalah keniscayaan.

Kembali ke seberang jalan, ia melanjutkan percakapannya dengan Robinson, dan segera melupakan apa yang tadi ia pikirkan. Mereka mengucapkan selamat tinggal, dan Penrose kembali ke awan kapur dan tumpukan kertas di kantornya.

Sisa sore itu berjalan seperti biasa, namun Penrose mendapati dirinya dalam suasana hati yang sangat baik. Ia tidak tahu kenapa. Ia mulai meninjau harinya, menyelidiki apa yang mungkin menyebabkan euforia-nya.

Pikirannya kembali ke keheningan yang dirasakannya saat menyeberang jalan. Dan semuanya datang kembali. Ia telah memecahkan masalah singularitas.

Ia mulai menulis persamaan, menguji, mengedit, mengatur ulang. Argumennya masih kasar, tetapi semuanya cocok. Keruntuhan gravitasi hanya membutuhkan beberapa kondisi energi yang sangat umum dan mudah dipenuhi, untuk runtuh menjadi kepadatan tak terhingga. Penrose tahu pada saat itu pasti ada miliaran singularitas yang bertebaran di kosmos.

Itu adalah ide yang akan mengubah pemahaman kita tentang Semesta dan membentuk apa yang kita ketahui sekarang.

Dalam dua bulan, Penrose mulai memberikan ceramah tentang teorema itu. Pada pertengahan Desember, ia menyerahkan makalah ke jurnal akademis Physical Review Letters, yang diterbitkan pada 18 Januari 1965. Hanya empat bulan setelah dia menyeberang jalan dengan Ivor Robinson.

Tanggapannya tidak seperti yang dia harapkan. Teorema Singularitas Penrose diperdebatkan. Dibantahkan. Dikontradiksikan.

Perdebatan tersebut memuncak di Kongres Internasional Relativitas Umum dan Gravitasi di London akhir tahun itu.

"Perdebatan itu tidak terlalu ramah. Ilmuwan Rusia sangat kesal, dan orang-orang enggan mengakui bahwa mereka salah," kata Penrose. Konferensi tersebut diakhiri dengan perdebatan yang belum terselesaikan.

Tapi tidak lama kemudian, terungkap bahwa makalah yang diterbitkan ilmuwan Rusia memuat kesalahan dalam perhitungannya. Matematikanya cacat fatal, tesis mereka tidak lagi dapat dipertahankan.