Ada Cara Menyelamatkan Es Kutub Utara
- Airlink Alaska
Di sebuah danau di Minnesota, misalnya, beberapa lapis bubuk kaca berhasil membuat es-es muda 20 persen lebih reflektif, cukup untuk menunda proses pencairan es.
Pada musim semi, saat es di area danau yang tidak tertutup telah benar-benar lenyap, masih ada sekitar 30 cm lapisan es di bagian yang ditaburi butiran kaca.
Field bukannya mau menyelimuti seluruh Kutub Utara dengan kaca. Alih-alih, ia berencana menyebarnya secara strategis untuk melindungi beberapa area yang rentan mencair dengan cepat, seperti di Selat Fram, jalur sempit di antara Greenland dan Svalbard.
Menurut hasil dari model iklim yang dipresentasikan Field pada Desember lalu dalam pertemuan tahunan American Geophysical Union, menangani Selat Fram dapat mendorong pertumbuhan kembali es dengan skala besar di seluruh bagian Kutub Utara.
Para ilmuwan setuju bahwa proyek penaburan butiran kaca ini bermaksud baik, namun mereka masih khawatir dengan kemungkinan efeknya terhadap ekosistem Arktika.
Jika butiran-butiran ini mengambang dalam jangka waktu panjang, "mereka akan menyumbat lautan dan merusak ekosistem," ujar Cecilia Bitz, ilmuwan atmosfer di Universitas Washington yang mengkhususkan studi pada es Laut Arktik.
- Perubahan iklim: Pesisir Indonesia terancam tenggelam, puluhan juta jiwa akan terdampak
- Perubahan iklim: Kisah keluarga yang bertahan sendirian di tengah desa yang tenggelam
- Banjir Jakarta: `Dampak perubahan iklim nyata, penanganannya butuh pemimpin berani`
Field berpendapat butiran-butiran ini aman karena silika sesungguhnya tersedia dalam jumlah sangat besar di alam, memang material ini secara rutin terkikis dari batu-batuan yang telah lapuk ke sungai dan laut.
Menurut beberapa uji keamanan sebagai bagian dari penelitiannya pada 2018, butiran-butiran ini, ketika tertelan, tidak mengakibatkan efek penyakit pada setidaknya dua spesies, ikan hiu kepala domba dan burung bobwhite utara.