Ada Cara Menyelamatkan Es Kutub Utara
- Airlink Alaska
Khawatir tindakan memerangi perubahan iklim terlalu lambat membuat sejumlah ilmuwan menguji metode tak biasa untuk membendung hilangnya es di Laut Arktik, Kutub Utara.
Salah satu karakteristik es di Laut Arktik yang paling penting, namun kurang dipahami, adalah kemampuan permukaannya untuk memantulkan sinar Matahari.
Setidaknya selama spesies kita hidup, lautan beku di tempat paling utara Bumi ini telah bertindak seperti payung besar yang menjaga planet kita tetap dingin dan menstabilkan iklim.
Namun sekarang, sebagian besar es-es tersebut menghilang dengan cepat. Suhu yang terus naik membuat Arktik terkunci dalam efek timbal balik yang merusak.
Efek tersebut di antaranya semakin hangat suhu, semakin banyak es di permukaan mencair ke lautan berwarna biru yang lebih gelap, sehingga menyerap lebih banyak panas matahari ketimbang memantulkannya kembali ke angkasa.
- Perubahan iklim dijawab Maldives dengan membangun pulau `harapan` baru di Samudra Hindia
- Perubahan iklim: Suhu sepanjang September 2020 adalah `yang terhangat dalam catatan` di seluruh dunia, kata ilmuwan
- Perubahan iklim: Dua perlima tanaman dunia terancam punah, sebut laporan ilmiah - apa jalan keluar yang ditawarkan?
Air yang lebih hangat mempercepat proses pencairan, yang berarti lebih banyak lagi penyerapan panas, dan mengakibatkan lebih banyak lagi es yang mencair.
Ini berlangsung terus-menerus seperti lingkaran setan, dan merupakan alasan mengapa Arktik memanas dua kali lebih cepat daripada bagian lain di Bumi.
Pada Juli lalu, tutupan es di wilayah Arktik adalah yang terendah bila dibandingkan dengan waktu yang sama di tahun-tahun sebelumnya.