Antartika dalam Bahaya Besar
- The Atlantic
VIVA – Lubang ozon di Antartika semakin menganga. Kali ini diperkirakan menjadi yang terbesar selama 15 tahun terakhir. Lubang ini terbentuk setiap tahun antara September hingga Desember. Pada tahun ini ukurannya mencapai 8,9 juta mil persegi atau 23 juta kilometer persegi.
"Lebar lubang ozon tahun ini mirip seperti tahun 2018. Cukup besar dan berada di paling atas (urutannya) selama 15 tahun terakhir," kata Direktur Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS), Vincent-Henri Peuch, dilansir laman Sky News, Selasa, 13 Oktober 2020.
Lapisan ozon merupakan bagian atmosfer yang melindungi Bumi dan menyerap radiasi ultraviolet berlebih dari sinar Matahari. Di awal musim semi Antartika setiap tahun pada Agustus, lubang ozon mulai tumbuh dan mencapai puncaknya sekitar Oktober. Sebab, penipisan ozon berhubungan langsung dengan suhu di stratosfer.
Lubang pelindung Bumi di Antartika itu adalah yang terbesar dan terdalam dalam beberapa tahun terakhir. Henri Peuch dan para ilmuwan dari CAMS juga sepakat mengatakan bahwa lubang ozon yang menganga tersebut sudah membesar sejak tahun lalu. Saat itu hanya berbentuk kecil dan umurnya pendek.
Kejadian ini merupakan tanda menegakkan Protokol Montreal secara global. Perjanjian internasional itu dibuat dengan melarang penggunaan bahan kimia perusak ozon.
"Penipisan ozon bergantung pada suhu yang sangat dingin. Oleh karena itu, semakin dingin suhu di stratosfer di atas Antartika, semakin besar lubang ozonnya," jelas dia.
Salah satu bahan yang dilarang dan dapat merusak lapisan ozon adalah penggunaan CFC atau Klorofluorokarbon. Ini merupakan bahan yang mampu terakumulasi dalam area bertekanan rendah disebut sebagai pusaran kutub.
Saat suhu mencapai minus 78 derajat menyebabkan terbentuknya atmosfer awan stratosfer dan berakhir pada reaksi kimia untuk menjebol lapisan ozon. Adapun penipisan ozon di Antartika pertama kali terlihat pada 1985.