Joe Biden Presiden, China Jadi Mitra untuk Program Luar Angkasa AS
- MIT Technology Review
VIVA – Pertarungan dua calon Presiden Amerika Serikat (AS) menjadi perbincangan utama. Bukan hanya soal pandemi COVID-19, tapi juga pandangannya mengenai program luar angkasa.
Presiden petahana, Donald Trump, membanggakan Pasukan Antariksa atau Space Force yang merupakan cabang militer baru di tubuh Angkatan Bersenjata AS. Selain itu, ia mengaku jika saat ini Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) sedang siap-siap meluncurkan misi ke Bulan dan Planet Mars.
"Saya akan membuat Amerika hebat di luar angkasa," ujar calon presiden dari Partai Republik, seperti dikutip dari situs Express, Senin, 12 Oktober 2020. Lalu, bagaimana dengan program luar angkasa yang diusung Joe Biden?
Misi calon presiden dari Partai Demokrat itu masih belum jelas sampai sekarang. Saat dirinya mencalonkan diri sebagai Presiden AS pada 2008, Biden pernah bilang akan mengajak China untuk bermitra untuk bersama-sama mengeksplorasi luar angkasa.
Menurutnya, hal itu lebih baik daripada bekerja sama dengan pendatang baru yang dinilai masih 'hijau' soal antariksa. "Ingin membuat China sebagai mitra penuh dalam eksplorasi luar angkasa. Kami tidak mau frustrasi dengan pendatang baru yang harus mengejar (kemampuan) Amerika Serikat," ungkap dia.
Selain ingin menggandeng China, Biden juga sangat mendukung program robot, penerbangan berawak ke luar angkasa serta menciptakan lapangan pekerjaan untuk NASA. Namun ia mengingatkan jika semua program tersebut bisa berjalan sesuai rencana kalau AS memiliki pemimpin yang jelas.
Menurut Profesor Emeritus dari Institut Ilmu Luar Angkasa, John Zarnecki, nampaknya Biden harus mengubah rencananya untuk menggandeng China soal kompetisi di luar angkasa. Sebab, China dianggap sebagai negara yang kemampuan antariksanya belum setara dengan AS.
"Mereka (China) sedang mengejar ketertinggalannya. Jadi nantinya bukan sebagai mitra melainkan pesaing. Persaingan di luar angkasa yang akan terjadi adalah antara Amerika Serikat dengan China," ungkap Zarnecki.
Ia pun memberi contoh keberhasilan China melakukan pendaratan di sisi terjauh Bulan. "Itu merupakan misi paling mengesankan. Pendaratan yang tidak menemui hambatan di sisi terjauh Bulan yang dilakukan beberapa tahun lalu tersebut menyadarkan semua pihak," jelas dia.