Logo WARTAEKONOMI

Orang Indonesia Mudah Termakan Iklan

Ilustrasi pengguna internet. (FOTO: Unsplash/Austin Distel)
Ilustrasi pengguna internet. (FOTO: Unsplash/Austin Distel)
Sumber :
  • wartaekonomi

Criteo S.A., perusahaan teknologi global yang bergerak di bidang iklan, hari ini meluncurkan hasil studi mengenai dampak Covid-19 pada jumlah pengunduhan dan penggunaan aplikasi di Indonesia. Penelitian Criteo mengungkapkan, saat ini aplikasi sangat diperlukan pengguna untuk berbelanja, terhubung dengan orang yang mereka cintai, dan juga hiburan.

Data Criteo menunjukkan bahwa 55% konsumen di Asia-Pasifik mengunduh setidaknya satu aplikasi belanja (ritel, makanan, atau toko bahan makanan/alkohol) selama puncak wabah Covid-19. Tren serupa juga terjadi di Indonesia dengan 49% konsumen Indonesia melakukan hal yang sama. Selain itu, hampir 3 dari 10 responden mengatakan bahwa mereka telah mengunduh aplikasi belanja ritel baru dalam beberapa minggu terakhir.

Baca juga: Paramedis Inggris Bisa Beraksi seperti Iron Man

"Dari membeli bahan memasak, makanan jadi, hingga hiburan rumah dan olahraga, survei kami menunjukkan bahwa sekarang, pengguna aplikasi di Indonesia lebih bergantung pada aplikasi, dibandingkan dengan sebelumnya. Selama beberapa bulan terakhir, pengguna aplikasi di Indonesia tidak hanya menghabiskan waktu lebih banyak di aplikasi favorit mereka, tetapi mereka juga menemukan aplikasi baru," kata Pauline Lemaire, Direktur Komersial untuk Konsumen Skala Besar, Asia Tenggara di Criteo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/10/2020).

"Covid-19 telah meningkatkan pentingnya aplikasi bagi pengguna karena kenyamanan dan kemudahan yang diberikannya selama ini. Kami melihat bahwa ini dapat terus menjadi tren bahkan pada tahap pemulihan setelah lockdown sekalipun karena konsumen telah merasakan dan menikmati manfaatnya. Brand dan penjual harus membangun kehadiran mereka di lingkup ini agar tetap kompetitif dalam jangka panjang," lanjutnya.

Sekitar 56% konsumen mengunduh aplikasi jejaring sosial selama periode pemutus penyebaran Covid-19 di Indonesia. Aplikasi jejaring sosial adalah aplikasi yang paling banyak diunduh sebelum Covid-19, diikuti oleh Podcast, musik dan audio, serta game. Selama Covid-19, penggunaan aplikasi untuk jejaring sosial (70%), podcast, musik dan audio (51%), dan game (41%) mengalami peningkatan tertinggi. Pengguna aplikasi Indonesia menyukai aplikasi hiburan. Hampir 1 dari 2 telah mengunduh aplikasi game pada kuartal terakhir.

Iklan di jejaring sosial dikutip sebagai alasan utama mengapa pengguna mengunduh aplikasi selama periode pemutus penyebaran Covid-19 di Indonesia dengan 55% konsumen di Indonesia mengatakan bahwa mereka mengunduh aplikasi setelah melihat iklan di jejaring sosial. Penelitian Criteo juga menemukan bahwa iklan adalah cara yang sangat penting untuk mempromosikan aplikasi di Indonesia. Secara spesifik, 7 dari 10 pengunduh di Indonesia mengatakan bahwa mereka mengunduh aplikasi setelah melihat iklan di jejaring sosial, TV, atau aplikasi lain.

Informasi dari mulut ke mulut juga menjadi pengaruh penting dalam mendorong terjadinya unduhan dengan 44% responden menyatakan bahwa mereka menggunakan aplikasi berdasarkan rekomendasi dari teman, keluarga, atau rekan kerja. Ini serupa dengan rata-rata Asia Pasifik sebesar 45%.

Sebanyak 70% konsumen meningkatkan waktu mereka di aplikasi jejaring sosial, diikuti oleh podcast, musik dan audio sebesar 51%, dan bermain game di 41%. 44% menggunakan aplikasi pengiriman makanan beberapa kali seminggu, 35% untuk pengiriman bahan makanan/alkohol, dan 34% untuk belanja ritel.

Sementara itu, 20% menggunakan aplikasi pendidikan untuk orang dewasa beberapa kali seminggu, menandakan keinginan pengguna untuk meningkatkan keterampilan mereka sendiri selama periode ini. Saat bekerja dari rumah, sepertiga pembeli di Indonesia menggunakan aplikasi konferensi video beberapa kali seminggu, 32% menggunakan aplikasi keuangan, 31% aplikasi produktivitas, dan 28% aplikasi pereda stres.

"Kami melihat potensi besar aplikasi di pasar Indonesia untuk dapat berhasil dalam melakukan engagement dengan konsumen karena kami melihat bahwa konsumen telah menghabiskan lebih banyak waktu di dalam aplikasi selama periode ini. Pengalaman mereka sekarang akan sangat membentuk pandangan mereka tentang brand dan demikian juga hubungan jangka panjang mereka dengan brand tersebut," jelas Lemaire.

Karena itu, lanjutnya, brand harus meningkatkan upaya retensi dan penggunaan aplikasi. Brand perlu membangun kepercayaan dengan membuktikan bahwa mereka mampu mengelola data pribadi dengan aman dan menawarkan pengalaman pengguna yang menyenangkan di platform mereka. Brand yang dapat mencapai semua ini, kata Lemaire, akan memiliki dasar yang kuat dalam mempertahankan eksistensi aplikasinya.