Kecantol Emas Hijau Indonesia
- Britannica
VIVA – Indonesia dikenal sebagai negara penghasil rempah terbaik di dunia. Belanda saja sampai ngebet menguasai rempah-rempah lewat Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).
Salah satu komoditas rempah Indonesia yang punya nilai jual tinggi adalah vanili atau vanilla. Vanili merupakan tanaman yang dihasilkan dari buahnya yang berbentuk polong.
Tanaman ini tergolong tanaman sejenis anggrek, namun perbedaannya terletak pada vanili yang berakar di tanah. Vanili adalah jenis tanaman yang menyukai kelembaban tinggi, suhu hangat, serta sinar Matahari tidak langsung yang cerah yang diyakini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah.
Adapun Indonesia yang dilintasi garis Khatulistiwa dengan garis edar Matahari yang begitu dekat membuat kualitas vanili sangat tinggi.
Emas hijau, itulah julukan tanaman yang memiliki nama lain panili atau perneli. Bahkan, masyarakat Eropa punya julukan khusus untuk salah satu rempah Indonesia, Java Vanilla Beans.
Tak hanya Eropa, Jepang dan Korea Selatan juga menjadi penggemar salah satu komoditas yang paling dicari dalam budidaya, khususnya menjadi cita rasa dan esensi yang diandalkan dalam dunia kuliner, parfum hingga produk kecantikan.
Pemerintah pun sadar dan berupaya mengembalikan kembali ketenaran emas hijau tersebut. Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Hendratmojo Bagus Hudoro, mengaku berkomitmen mendongkrak kejayaan vanili melalui pengembangan atau perluasan lahan vanili seluas 35 hektare.
Perluasan ini dilakukan untuk mendongkrak produksi vanili nasional. “Ini penting karena memang permintaan vanili cukup besar. Baik di dalam maupun luar negeri,” kata Bagus, Kamis, 24 September 2020.
Untuk pengembangan emas hijau atau vanili, menurut Bagus, ada empat daerah yang menjadi perhatian pemerintah. Keempat daerah itu adalah Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara, di mana masing-masing seluas 10 hektare, serta Maluku Utara seluas 5 hektare.
Selain itu digelar juga pelatihan petani vanili oleh Badan Pelatihan Pertanian Provinsi Jawa Tengah. Pelatihan tersebut bekerja sama dengan praktisi di antaranya Dewan Vanili Indonesia dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Griya Vanili Salatiga.
Lewat pelatihan ini para petani emas hijau tersebut dibekali tentang Kebijakan Peningkatan Produksi Hortikultura, Dinamika Kelompok dan Pembentukan Sikap, Pengenalan Komoditas, Pengolahan Lahan dan Budidaya, Pembungaan, hingga Pengembangan Tanaman Berbasis Ekspor.
Bicara vanili, mengutip situs Science News, para ahli mengevaluasi kembali penggunaan emas hijau tertua itu setelah mereka menemukan tiga buah kendi yang mengandung jejak dua senyawa kimia dalam ekstrak vanili alami di sebuah makam Israel yang telah ada sekitar 3.600 tahun sebelum Zaman Perunggu.
Sebelum penemuan ini penggunaan vanili atau emas hijau diyakini berasal di Meksiko sekitar 1.000 tahun silam.