Heboh Ikan Berjalan Menampakkan Diri
- ROV SUBASTIAN/SCHMIDT OCEAN INSTITUTE
VIVA – Heboh ikan berjalan menampakkan diri. Ikan yang dimaksud bukan memiliki kaki, tetapi jenis ikan kalajengking yang disebut Rhinopias agriloba, yang biasanya ditemukan di sekitar perairan Hawaii, di Pasifik tengah. Ini adalah pertama kalinya mereka pergi jauh dari rumah alias habitat aslinya.
Spesies dikenal dengan nama ikan berjalan, karena tampak bergerak di sepanjang dasar laut dengan menggunakan siripnya yang mempel di dada. Para peneliti yang mengeksplorasi kedalaman bagian utara Great Barrier Reef telah menemukan spesies langka, ikan berjalan yang tak pernah tercatat ada di perairan Australia.
Baca: Unik, Ada Kos Akuarium untuk Ikan Cupang
Great Barrier Reef adalah tumpukan terumbu karang terbesar dunia yang terdiri dari kurang lebih 2.900 karang dan 900 pulau, yang membentang sepanjang 2.600 km. Karang ini berlokasi di Laut Koral, lepas pantai Queensland di timur laut Australia.
Ikan berjalan ditemukan para peneliti dari atas kapal yang disebut RV Falkor, dioperasikan oleh Schmidt Ocean Institute. Mereka melepas sebuah kapal selam tanpa awak ke dalam laut, hampir dua kilometer dari permukaan laut untuk mengumpulkan sampel, memetakan dan merekam bagian terumbu karang yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Tim peneliti ini terdiri dari Geoscience Australia, James Cook University, University of Sydney, Japan Agency for Marine-Earth Science dan Technology (JAMSTEC), Queensland Museum Network, serta Queensland University of Technology.
Robin Beaman dari James Cook University di Australia mengatakan, tim peneliti terkesima dengan segala temuan itu. "Ikan yang sangat aneh. Dia memiliki warna merah yang indah, dan berjalan di atas sirip dada, seperti sepasang tangan," katanya, seperti dikutip dari situs BBC, Senin, 21 September 2020.
Ia pun bersyukur bisa memiliki Pasukan Ikan, atau grup iktiologis – ilmuan yang mempelajari ragam jenis ikan dan mengklasifikasikan sesuai dengan tulang, tulang rawan atau tanpa rahang – melihat kehidupan bawah laut serta menemukan ikan berjalan yang tidak pernah terlihat sebelumnya di Australia.
"Yang kami tahu adalah ini (ikan berjalan) berasal dari Hawaii," tegas Beaman. Ia bersama tim peneliti juga menemukan spesies baru, yaitu karang hitam dengan tentakel sepanjang satu meter, dan jenis karang spons jenis baru.
Beaman mengatakan meskipun namanya begitu, namun mereka tidak selalu hitam tapi cenderung berwarna kemerah-merahan. "Ketika mereka mati, kerangka yang tersisa adalah hitam pekat yang indah, yang terkadang dilihat orang seperti untaian perhiasan di berbagai belahan dunia," jelasnya.
Tidak seperti spesies di air dangkal, yang mengandalkan sinar Matahari untuk memproduksi makanan, terumbu karang laut dalam mengandalkan arus laut untuk mendapatkan makanan. Kapal selam tanpa awak ini juga mengambil sampel terdalam dari karang lunak, dan karang Scleractinian (karang keras yang tumbuh dengan kerangka keras) di Laut Coral.
Mereka juga mengumpulkan sampel bebatuan purba untuk pertama kalinya di dasar Great Barrier Reef, yang diperkirakan berusia 40 hingga 50 juta tahun silam. Temuan-temuan ini diharapkan dapat membantu para peneliti untuk memahami habitat bawah laut dan bagaimana lingkungan bawah laut ini saling berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup di sana.